Perayaan Hari Anak Nasional di Surabaya: Mempromosikan Hak dan Suara Anak
Surabaya, 20 Juli 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh setiap 23 Juli, Bengkel Muda Surabaya (BMS) kembali menggelar acara yang menginspirasi dan mendukung pengembangan anak-anak. Acara dengan tema “Anak-anak Bermain, Biarkanlah,” terinspirasi oleh puisi karya Hardjono WS, berlangsung di Studio Kecil BMS, Jalan Gubernur Suryo No. 15.
Jil Kalaran, pegiat kesenian di BMS, menekankan bahwa Hari Anak Nasional bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi merupakan momen penting untuk mewujudkan hak-hak anak sebagai prioritas. “Setiap anak memiliki potensi luar biasa. Mereka tidak hanya pewaris masa depan, tetapi juga penentu arah bangsa saat ini. Suara mereka seringkali terabaikan dalam hiruk-pikuk kepentingan orang dewasa,” ujarnya.
Hari Anak Nasional menjadi pengingat bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan perhatian lebih pada hak dan kebutuhan anak. “Anak bukan hanya objek perlindungan, tetapi juga subjek pembangunan. Momentum ini harus terus dirawat agar kesadaran dan dukungan terhadap anak-anak tetap terjaga,” tambah Jil.
Acara ini menampilkan lima pertunjukan seni yang menggambarkan bakat anak-anak Surabaya. Di antaranya adalah pembacaan puisi, Tari Remo, serta pertunjukan musik dari Pusat Olah Suara Surabaya (POSS) dan komunitas Medhang Taruna Budaya (MTB). Aira, seorang siswi berusia 12 tahun dari SDN Penjaringansari 2, mengungkapkan rasa senangnya dapat tampil di acara ini. “Rasanya seperti mimpi bisa membaca puisi,” katanya.
Menariknya, penampilan cucu Sirikit Syah, yang sudah dikenal sebagai seniman, juga turut meriahkan acara. Bumi, yang memiliki kecintaan pada sejarah, dan Laut, penari cilik berusia 9 tahun, memberikan warna tersendiri dalam perayaan ini.
Komunitas seni seperti POSS juga menjadi sorotan. Dikenal aktif mengembangkan bakat anak-anak di Surabaya, Heru Prasetyono mewujudkan semangat, meskipun pernah menghadapi tantangan saat berlatih. “Kami sempat diusir saat latihan di Balai Pemuda, tapi dukungan Dewan Kesenian Surabaya menjaga kami tetap bertahan,” tuturnya.
Medhang Taruna Budaya, yang dipimpin Sri Wahyuni, aktif melibatkan anak-anak dalam setiap pertunjukan. Perjuangan mereka membuahkan hasil dengan meraih berbagai penghargaan, termasuk penyaji terbaik Festival Ludruk tingkat Kota Surabaya selama tiga tahun berturut-turut.
BMS juga memperkenalkan musik perkusi sebagai bagian dari pelatihan untuk anak-anak. “Kami ingin anak-anak memahami bunyi-bunyian sebagai bagian dari musik. Ini penting untuk memperkaya wawasan mereka,” jelas Jil.
Perayaan Hari Anak Nasional bersama BMS juga berfungsi sebagai ruang refleksi bagi masyarakat. Penting untuk mengevaluasi sejauh mana hak anak diperhatikan. Sinergi antara sekolah, keluarga, dan komunitas sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak.
“Keberhasilan sebuah bangsa tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur, tetapi juga bagaimana kita merawat generasi yang paling rentan, yaitu anak-anak,” tegas Jil.
Bagi warga Surabaya yang ingin mendukung bakat anak-anak, jangan lewatkan penampilan mereka di Studio Kecil BMS. Mari bersama-sama merayakan dan memberi dukungan bagi anak-anak bertalenta seni di Hari Anak Nasional 2025. Pantau informasi terkini dan ikuti perayaan yang sarat makna ini!