Ritual Jamasan Pusaka: Menghubungkan Generasi Melalui Warisan Budaya di Kediri

oleh -17 Dilihat
Jamasan.jpg

Ritual Jamasan Pusaka: Menyucikan Warisan Budaya di Kediri

Kediri—Di tengah kemegahan tradisi yang kaya, masyarakat Kediri kembali menggelar ritual jamasan pusaka yang berlangsung di Situs Persada Soekarno, Desa Pojok, Kecamatan Wates, pada malam Jumat. Ritual yang mengundang ratusan pengunjung ini bukan hanya sekadar prosesi pembersihan pusaka, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menghubungkan generasi dan menyucikan hati.

Dalam acara ini, pusaka Kyai Gadakan, yang merupakan warisan langsung dari Presiden Soekarno, menjadi pusat perhatian. Dikelilingi oleh lebih dari 200 pusaka lainnya dari seluruh penjuru Nusantara, ritual ini berlangsung hingga dini hari. Aroma dupa dan lantunan doa memenuhi udara, menciptakan suasana khusyuk yang menyentuh.

Mas Jeje, pemimpin ritual, mengekspresikan rasa syukur di tengah hawa yang sakral. “Alhamdulillah, semalam jamasan pusaka berjalan lancar. Bukan hanya Kyai Gadakan yang dijamas, tetapi juga ratusan pusaka lainnya,” ujarnya pada Minggu (20/7/2025). Keberadaan generasi muda, yang ikut serta dalam prosesi, menjadi harapan baru bagi kelestarian budaya.

Seperti Ido, seorang pemuda Kediri yang telah jatuh cinta pada budaya pusaka sejak 2020, berkomitmen untuk lebih mendalami makna dan nilai yang terkandung di dalamnya. “Banyak hal positif yang saya rasakan. Saya jadi lebih dekat dengan ibadah, lebih sabar, dan lebih menghargai waktu,” ungkapnya. Cerita Ido mencerminkan harapan kolektif masyarakat agar tradisi ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi menjadi jalan bagi generasi muda untuk lebih memahami jati diri dan warisan bangsa.

Kushartono, Ketua Harian Situs Persada Soekarno, menegaskan bahwa ritual ini yang dulunya tertutup kini terbuka bagi umum. “Dalam lima tahun terakhir, kami ingin agar tradisi ini menjadi pelajaran serta edukasi budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda,” jelasnya. Pembukaan ini menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa nilai-nilai luhur tradisi tetap hidup di tengah perkembangan zaman yang terus bergerak.

Ritual jamasan pusaka di Situs Persada Soekarno menjadi simbol pertemuan antara masa lalu dan masa depan. Hal ini penting karena Indonesia, dengan keanekaragaman budayanya, perlu menjaga tradisi agar tetap relevan bagi masyarakat modern. Seiring dengan perubahan zaman, keterlibatan anak muda dalam tradisi ini menjadi kunci untuk memastikan warisan budaya tidak hilang ditelan waktu.

Acara ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa memiliki di kalangan generasi muda, mengingat bahwa akar budaya adalah bagian dari identitas bangsa. Dalam konteks sosial-politik saat ini, di mana nilai-nilai kebangsaan sering kali dipertanyakan, ritual semacam ini menjadi pengingat bahwa tradisi dan warisan leluhur adalah fondasi penting bagi keberlangsungan bangsa.

Dengan demikian, jamasan pusaka bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga sebuah ikhtiar untuk memperkaya jiwa dan memupuk rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Melalui berbagai prosesi yang melibatkan semua lapisan masyarakat, harapan akan generasi yang lebih mengenal dan menghargai budayanya semakin menguat.

Kediri, dengan ritus yang kaya ini, berpotensi menjadi salah satu kawah candradimuka bagi kelahiran generasi yang tidak hanya paham akan sejarah, tetapi juga peka terhadap budaya yang membentuk identitas mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *