Kerugian Hong Kong Akibat Topan Wipha Diperkirakan Capai 2-3 Miliar Dolar HK

oleh -22 Dilihat
Cjkinzn007031 20240617 cbpfn0a001.jpg

Kerugian Hong Kong Akibat Topan Wipha Capai Hingga 3 Miliar Dolar Hong Kong

Moskow – Topan Wipha yang melanda Hong Kong menyebabkan kerugian yang diperkirakan mencapai antara 2 hingga 3 miliar dolar Hong Kong, sekitar 254 hingga 382 juta dolar Amerika Serikat. Kerugian ini diungkapkan oleh surat kabar South China Morning Post berdasarkan analisis para ekonom setelah badai menerjang pada Minggu (16/6).

Menurut Terence Chong Tai-leung, seorang profesor sekaligus direktur eksekutif di Lau Chor Tak Institute of Global Economics and Finance, kerusakan yang ditimbulkan oleh topan tersebut bisa lebih parah jika terjadi pada hari kerja. “Aktivitas ekonomi yang lebih sedikit pada hari Minggu berdampak pada jumlah kerugian yang relatif lebih rendah,” jelasnya. Hal ini menandakan pentingnya konteks waktu dalam evaluasi kerugian ekonomi akibat bencana alam.

Sekitar 1 miliar dolar Hong Kong dari total kerugian berasal dari sektor ritel, yang menjadi salah satu yang paling terdampak oleh bencana ini. Sektor katering juga mengalami kesulitan, diperkirakan merugi hingga 300 juta dolar Hong Kong. Dengan demikian, daya beli masyarakat, yang sudah tertekan akibat situasi ekonomi global dan dampak pandemi, semakin merosot.

Topan Wipha tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial, tetapi juga menyisakan dampak sosial yang signifikan. Observatorium Meteorologi Hong Kong mengeluarkan peringatan tertinggi di pagi hari sebelum badai melanda, menunjukkan tingkat kewaspadaan yang harus dihadapi masyarakat. Akibat badai ini, setidaknya 26 orang mengalami luka-luka, lebih dari 470 pohon tumbang, serta pembatalan 500 penerbangan. Banyak bisnis terpaksa tutup akibat banjir, semakin menambah kesulitan bagi para pemilik usaha dan karyawan.

Bagi masyarakat, situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan kemampuan ekonomi mereka untuk pulih setelah bencana. Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Hong Kong saat ini berjuang untuk tetap bertahan. Banjir yang merusak fasilitas dan sumber daya membuat mereka terpaksa memperhitungkan ulang rencana bisnis mereka ke depan.

Dampak dari topan ini memperlihatkan betapa rentannya perekonomian kota seperti Hong Kong yang sangat bergantung pada sektor ritel dan katering. Keterpurukan ekonomi global, ditambah dengan bencana alam, menjadi tantangan berlapis bagi masyarakat yang sudah berjuang di masa sulit ini.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersinergi dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan. Upaya pemulihan serta dukungan bagi UKM menjadi kunci dalam membangun kembali perekonomian pascabencana. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat bangkit kembali dengan semangat yang lebih kuat.

Dari peristiwa ini, masyarakat Indonesia juga dapat mengambil pelajaran berharga. Tanggap darurat, perencanaan yang matang, dan kerjasama antar sektor sangat diperlukan untuk menghadapi potensi bencana alam dalam konteks lokal. Adaptasi terhadap perubahan iklim dan upaya mitigasi risiko sangat penting dalam menjaga ketahanan ekonomi dan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *