Banyuwangi: Inovasi Pembangunan sebagai Kunci Kemajuan Ekonomi Berbasis Pesisir
Banyuwangi, Jawa Timur, kini menjadi sorotan karena berhasil menarik perhatian internasional terkait pengembangan ekonomi, terutama di sektor pesisir. Peneliti dari University of New South Wales, Canberra, Associate Professor Minako Sakai, tengah melakukan riset di daerah ini, mencoba menemukan model kebijakan pemerintahan yang efektif untuk kemajuan daerah.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa kemajuan yang terlihat di daerahnya merupakan hasil dari strategi pembangunan yang terintegrasi dan berorientasi jangka panjang. “Berbagai faktor mendukung, termasuk transformasi birokrasi, pembangunan konektivitas dan infrastruktur, serta penguatan ekonomi lokal melalui kerja sama dengan berbagai pihak,” ujar Ipuk dalam keterangan resminya di Banyuwangi, Selasa (22/7).
Transformasi birokrasi menjadi langkah kunci yang mendasari program-program pembangunan di Banyuwangi. Ini dilakukan melalui digitalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik. Bupati menekankan pentingnya multidimensi pembangunan ekonomi, di mana pariwisata dijadikan payung besar, tetapi sektor-sektor lain seperti pertanian dan perikanan tetap didorong untuk maju. “Ekonomi Banyuwangi tidak bergantung hanya pada satu sektor. Kami berusaha menciptakan beragam sumber daya ekonomi,” imbuhnya.
Pariwisata berperan sebagai motor penggerak ekonomi, menawarkan efek berganda yang signifikan. Sementara itu, sektor pertanian didorong untuk berinovasi dengan diversifikasi komoditas dan hilirisasi. “Kami juga mengmodernisasi alat pertanian dan menjaring petani muda melalui program inkubasi dan permodalan,” jelas Ipuk.
Di sektor pesisir, pendekatan ekonomi berbasis nelayan menjadi prioritas. Pemda Banyuwangi berusaha mengintegrasikan sektor perikanan dan pariwisata dengan memperkuat komunitas nelayan serta mempromosikan wisata bahari. “Kami telah memasukkan perikanan, pariwisata, dan konservasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta memberikan dukungan infrastruktur pesisir seperti akses jalan, tempat pendaratan ikan, dan dermaga,” papar Ipuk.
Associate Professor Minako Sakai menjelaskan bahwa riset yang dilakukan berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) bertujuan menemukan model kebijakan pemerintah daerah yang efektif dalam mendorong kemajuan. “Kami terinspirasi oleh berbagai kemajuan Banyuwangi yang kami baca di media. Kami ingin memahami sejauh mana dan bagaimana Banyuwangi mencapai keberhasilan ini,” tambahnya.
Kegiatan riset ini diharapkan tidak hanya memberi pencerahan bagi Banyuwangi, tetapi juga bisa menjadi referensi bagi daerah lain di Indonesia yang ingin meningkatkan potensi ekonominya. Dalam konteks sosial-politik yang lebih luas, kesuksesan Banyuwangi menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif.
Perkembangan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi masyarakat, terutama bagi para nelayan dan petani yang diuntungkan dari berbagai program pengembangan. Ini bukan hanya tentang mengembangkan ekonomi, tetapi juga menciptakan ekosistem yang berkelanjutan untuk generasi mendatang. Dengan langkah-langkah yang strategis dan pendekatan yang berorientasi masyarakat, Banyuwangi menunjukkan bahwa pembangunan yang berkelanjutan adalah mungkin.