Wakil Menteri Perdagangan Ajak UMKM Naik Kelas di Kediri
Kediri – Dalam upaya mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, mengajak pelaku UMKM untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka. Ajakan ini disampaikan Wamendag Roro dalam acara APEKSI Nite Carnival yang merupakan bagian dari Musyawarah Kerja Wilayah IV Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke-13 di Kota Kediri.
“Produk lokal seperti tenun ikat, batik, dan anyaman harus menjadi platform inovasi, bukan hanya sekadar barang dagangan. UMKM harus mampu berkontribusi dalam desain kontemporer, pariwisata, bahkan ekspor,” ujar Wamendag Roro, Jumat (18/7). Pesan ini sangat relevan, mengingat potensi besar yang dimiliki UMKM untuk menjadi penggerak ekonomi lokal dan nasional.
Wamendag menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dalam mempromosikan produk-produk UMKM. Menurutnya, perdagangan merupakan motor utama pertumbuhan kota, sehingga kolaborasi sangat diperlukan. Hal ini diharapkan dapat mempermudah distribusi produk antardaerah.
Dalam konteks ini, Wamendag juga menyinggung kampanye GASPOL (Gerakan Kamis Pakai Lokal) di Kementerian Perdagangan yang bertujuan untuk membangun rasa bangga terhadap produk-produk lokal. “Langkah sederhana ini dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan permintaan dan membangun pasar domestik,” jelas Roro. Kampanye ini diharapkan bisa menjadikan warisan budaya sebagai sumber ekonomi kreatif yang menguntungkan.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada Januari hingga Juni 2025, telah dilaksanakan 356 kegiatan promosi perdagangan yang melibatkan 846 pelaku usaha, termasuk 609 pelaku dari kalangan UMKM. Total nilai transaksi mencapai USD 87,04 juta, menunjukkan potensi pasar yang besar bagi sektor ini.
Di Jawa Timur, UMKM berkontribusi lebih dari 58% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan jumlah unit nyaris mencapai 10 juta. Ini menunjukkan betapa pentingnya sektor UMKM dalam perekonomian lokal, termasuk dalam Kota Kediri yang memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan UMKM.
Wamendag bersama Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, juga meninjau Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo. Ia mengapresiasi kesibukan pasar serta pentingnya inovasi digital dalam memperlancar transaksi, seperti penerapan metode pembayaran QRIS dan belanja daring. “Pasar modern harus mampu beradaptasi dengan perilaku masyarakat. Digitalisasi akan mempermudah transaksi dan pencatatan usaha,” terangnya.
Wali Kota Vinanda menambahkan bahwa kehadiran Wamendag di Kediri merupakan suatu kehormatan dan peluang. Ia berharap pertemuan ini dapat menginspirasi serta memberikan solusi bagi pedagang di pasar, demi terciptanya pasar yang adil, efisien, dan berkelanjutan.
Mengenai stabilitas harga kebutuhan pokok, data dari SP2KP per 17 Juli 2025 menunjukkan bahwa harga-harga relatif stabil, dengan beberapa komoditas mengalami penurunan, seperti Minyakita, bawang putih, dan gula pasir. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pasar Ngronggo sendiri berfungsi sebagai tulang punggung distribusi buah dan sayur, mendukung pasokan dari daerah Malang, Blitar, dan sekitarnya. Dengan adanya inisiatif dari pemerintah, diharapkan UMKM di Kediri dan daerah lainnya dapat naik kelas, mewujudkan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.