Blitar: Bupati Rijanto Dukung Pertumbuhan Ekonomi Melalui Sound Horeg
Bupati Blitar, Rijanto, menegaskan bahwa keberadaan sound horeg di wilayahnya membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan Rijanto pada Selasa (22/7/2025), menambahkan bahwa ia dan wakil bupati telah mempertimbangkan untuk mengadakan perlombaan sound horeg sebagai upaya untuk lebih memanfaatkan potensi lokal.
“Keberadaan sound horeg sangat membantu masyarakat dalam menggali potensi ekonomi. Kami berencana untuk mengadakan festival yang menampilkan penampilan tari dan mengadakan lomba di lahan luas,” ungkap Rijanto. Wacana ini muncul di tengah kondisi sosial yang semakin dinamis, di mana sektor ekonomi lokal membutuhkan stimulus untuk bangkit pasca-pandemi.
Meskipun telah mendengar adanya fatwa haram dan larangan dari pihak kepolisian terkait kegiatan sound horeg, Rijanto menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melarang acara tersebut. Ia menyatakan bahwa mereka akan menyesuaikan diri dengan instruksi yang datang dari Pemprov Jawa Timur, jika ada kebijakan yang lebih ketat. “Kami tidak akan melarang, tetapi tentu harus mengatur sesuai dengan instruksi dari yang lebih atas,” katanya.
Kepala daerah ini menyadari berbagai pandangan terkait dampak negatif dari sound horeg, namun ia menilai bahwa manfaat yang dihasilkan lebih besar. “Kami akan mengkaji secara mendalam soal larangan ini. Dari pengamatan kami, ditemukan lebih banyak sisi positif dibandingkan negatif,” tambah Rijanto.
Implikasi dari dukungan Rijanto terhadap sound horeg cukup berarti bagi masyarakat Blitar. Kegiatan tersebut bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi lokal. Dengan adanya festival dan perlombaan, pendapatan para pelaku usaha mikro dapat meningkat, sehingga berdampak positif pada perekonomian desa.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kegiatan budaya, keberadaan sound horeg berpotensi menjadi daya tarik wisata yang dapat mendatangkan pengunjung dari luar daerah. Hal ini tentu saja berpeluang membuka lapangan kerja baru dan mendorong kreativitas masyarakat dalam berwirausaha.
Dalam konteks yang lebih luas, keputusan Rijanto untuk mendukung sound horeg mencerminkan upaya pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi meskipun dalam kehadiran pandangan yang beragam. Ia menarik perhatian para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk berpikir lebih terbuka mengenai potensi yang bisa digali dari tradisi lokal.
Dengan strategi yang tepat, sound horeg bisa menjadi alat yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat Blitar, mendukung upaya pemerintah dalam memberikan kesejahteraan bagi warga. Ke depan, diharapkan keterlibatan masyarakat dalam acara-acara semacam ini semakin meningkat, sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat.
Melalui pendekatan yang lebih inklusif dan dialogis, diharapkan hubungan antara pemerintah dan masyarakat dapat terjalin dengan lebih baik, menjadikan daerah ini sebagai contoh bagi wilayah lain dalam memanfaatkan kearifan lokal untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(dpe/abq)