Penutupan Memukau Jazz Traffic Festival 2024 Dihiasi Penampilan Masdddho dan Mr Jono Joni
Jazz Traffic Festival 2024 yang digelar selama dua hari pada tanggal 14-15 September, resmi ditutup dengan meriah oleh duet Masdddho dan Mr Jono Joni. Acara yang berlangsung di Surabaya ini berhasil menyatukan berbagai elemen budaya musik, menggugah antusiasme penonton dari berbagai kalangan.
Masdddho, yang dikenal dengan lagu-lagu ambyarnya, membuka penampilan dengan lagu “Nganggur”, lirik yang menggambarkan kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. “Pancene mung pengangguran. Durung ono penghasilan. Isuk turu, sore ngopi, wengkne dolan,” ungkapnya, menggambarkan realitas sehari-hari yang memukul hati banyak orang di tengah situasi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih.
Penampilannya kemudian dilanjutkan dengan lagu hitsnya “Kalah”, yang kembali menghipnotis penonton hingga ikut menyanyi bersama. Masdddho mengekspresikan rasa terima kasihnya kepada penyelenggara festival, “Terima kasih luar biasa halo selamat malam. Ini adalah pengalaman pertamaku tampil di acara jazz, dan aku ingin menghadirkan lagu-lagu ambyaran.” Pernyataan ini menunjukkan keterbukaan dan semangat kolaborasi antara genre dangdut dan jazz, sebuah langkah inovatif yang bisa menjadi contoh bagi musisi lain.
Lagu ciptaannya “Kisinan 2” juga menarik perhatian karena diaransemen secara khusus untuk festival ini. Masdddho menjelaskan, “Karena ini perdana, aku ditantang untuk membuat lagu menjadi jazz. Teman-temanku mendukung, dan kami berhasil melakukannya.” Inovasi ini bukan hanya menampilkan keahlian musisi, tetapi juga merayakan keberagaman genre musik di Indonesia.
Selaras dengan tema cinta, ia membawakan lagu “Samar” yang menyentuh, mengingatkan penonton akan pentingnya komunikasi dalam hubungan. “Yang datang bersama pasangannya, peluk yang erat saat mendengarkan lagu romantis ini,” imbaunya, menciptakan momen haru di tengah kerumunan.
Penampilan Masdddho berakhir dengan “Kisinan”, diikuti dengan aksi Mr Jono Joni yang membawakan beberapa lagu populer seperti “Yank”, “Klebus”, dan “Los Dol”. Kerjasama artistik mereka dengan musisi lain seperti Ardhito Pramono, Kahitna, dan Nadin Amizah, menjadikan festival ini bukan sekadar konser, melainkan sebuah perayaan keragaman budaya yang dapat dinikmati masyarakat luas.
Partisipasi dan keberagaman penampilan dalam Jazz Traffic Festival 2024 menunjukkan bahwa musik mampu membangun solidaritas sosial. Tentu saja, acara ini lebih dari sekadar hiburan; ia menjadi forum bagi penonton untuk merasakan kebersamaan, berbagi pengalaman, dan merayakan identitas budaya.
Dengan suksesnya festival ini, diharapkan akan ada lebih banyak dukungan untuk acara serupa di masa mendatang, yang tidak hanya memperkaya budaya musik, tetapi juga mendukung ekonomi kreatif masyarakat lokal. Momen seperti ini adalah penting untuk mengingatkan kita semua akan kekuatan musik dalam menyatukan dan menginspirasi.
