Kapolres Magetan Ambil Langkah Taktis Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, menunjukkan kepemimpinan dan tanggung jawab dalam menangani masalah kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di daerah ini. Dalam sebuah pernyataan tegas, ia mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke Polsek terdekat jika mengalami kesulitan dalam mendapatkan elpiji melon yang sering dibutuhkan oleh warga.
“Jika ada kejanggalan atau kendala dalam distribusi elpiji, laporkan segera kepada kami,” ujar Erik saat memantau kondisi lapangan. Imbauan ini muncul sebagai respons terhadap keluhan masyarakat yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan elpiji, terutama menjelang hari raya atau libur.
Demi mencegah gejolak yang lebih luas, Erik meminta pihak Hiswana Migas untuk melakukan pemantauan secara menyeluruh. “Saya berharap Hiswana Migas bertanggung jawab dalam memastikan distribusi berjalan lancar,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa Kabupaten Magetan memiliki pengalaman relatif aman dalam hal kelangkaan elpiji di masa lalu, dan ia berharap kondisi ini dapat terus dipertahankan.
Dalam upaya memastikan kelancaran distribusi, Kapolres bersama Kasat Reskrim dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan kunjungan ke agen LPG di Kecamatan Ngariboyo. “Kami ingin memastikan bahwa ketersediaan elpiji tidak terhambat dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” ujar Erik.
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa warga Magetan saat ini memang menghadapi kesulitan dalam menemukan elpiji 3 kg. Beberapa warga mengeluhkan harga yang melonjak hingga Rp 25 ribu per tabung. Suratun, seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun dari Desa Sukowidi, menunjukkan keprihatinan. “Saya bahkan harus meminjam tabung dari tetangga karena sulit mencarinya. Harganya pun naik, biasanya hanya Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu,” tuturnya.
Hal serupa juga dialami oleh Yanto, 56 tahun, dari Dusun Singgahan, yang berkeluh kesah soal kosongnya persediaan gas di berbagai toko. “Saya sudah cek ke banyak tempat, namun semuanya kosong,” katanya. Situasi yang sama terjadi di warung Supiah, pemilik toko di Dusun Singgahan, yang mengeluhkan tidak ada pengiriman gas selama lima hari terakhir. “Pembeli langsung menyerbu saat baru dikirim. Namun, saya tidak mendapatkan pasokan,” ungkapnya.
Kelangkaan ini jelas berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama bagi mereka yang sangat bergantung pada elpiji untuk kebutuhan memasak. Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak—baik pemerintah, distributor, dan masyarakat—untuk bekerja sama dalam memantau dan menangani masalah ini. Kapolres Erik menekankan pentingnya sinergi agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi tanpa hambatan.
Dengan situasi yang semakin mendesak, masyarakat diharapkan lebih aktif dalam melaporkan keluhan mereka agar dapat menanggulangi masalah ini dengan lebih efisien. Pengawasan dan pengendalian yang tepat dari pihak berwenang diharapkan dapat meringankan beban warga dan mencegah terjadinya krisis lebih lanjut.