Banyuwangi Ethno Carnival 2025 Dorong Omzet UMKM hingga Rp 1,17 Miliar

oleh -23 Dilihat
Banyuwangi ethno carnival 1752723698704 169.jpeg

Banyuwangi Ethno Carnival 2025 Berikan Dampak Ekonomi Signifikan untuk Masyarakat

Banyuwangi, 16 Juli 2025 – Gelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2025 yang berlangsung dari 10 hingga 13 Juli telah menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian mikro di daerah tersebut, dengan total omzet pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai lebih dari Rp 1,17 miliar. Hal ini membuka peluang bagi banyak pelaku usaha lokal untuk meraih keuntungan selama festival budaya yang bertajuk karnaval seni ini.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan, “Alhamdulillah, para pelaku UMKM di Banyuwangi mendapat berkah selama gelaran BEC. Inilah tujuan dari acara seperti ini, yaitu memberikan dampak langsung pada masyarakat.” Ia menekankan bahwa dukungan dari pemerintah daerah serta institusi keuangan seperti Bank Indonesia Kantor Jember sangat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Selama pelaksanaan BEC, Pemkab Banyuwangi memberi kebijakan yang menguntungkan bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) dan UMKM, dengan memberikan izin berjualan di sepanjang trotoar rute karnaval. Kebijakan ini bertujuan memastikan pelaku usaha kecil mendapatkan manfaat langsung dari acara budaya tahunan tersebut.

Dari sektor kuliner, penginapan, hingga pariwisata, BEC tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga meningkatkan pendapatan pemilik warung, hotel, dan homestay. “Banyak penginapan, baik hotel maupun homestay, mengalami lonjakan jumlah tamu selama acara ini,” tutup Ipuk.

Kepala BI Jember, Gunawan, mengungkapkan bahwa tahun ini terjadi peningkatan omzet UMKM hingga 300 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap gelaran BEC membuat banyak UMKM berhasil menjual produk mereka,” ujarnya, berharap agar acara tahun depan bisa lebih besar dan berdampak lebih luas.

Dari sisi kontribusi ekonomi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, menambahkan bahwa BEC telah mendorong pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor. Selain UMKM, aktivitas lain seperti parkir kendaraan, jasa sewa transportasi, dan pembuatan kostum peserta juga ikut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi lokal.

“Kegiatan ini mendorong ekonomi dari hulu ke hilir. Tidak hanya pelaku UMKM yang merasakan manfaat, tetapi juga sektor lainnya seperti hotel, homestay, serta warung makan yang ramai dikunjungi wisatawan,” ucapnya.

Acara ini merupakan bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, semangat yang diharapkan dapat terus berlanjut. Ipuk juga menyampaikan aspirasi untuk menjadikan BEC sebagai panggung budaya yang tidak hanya menarik minat wisatawan, tetapi juga sebagai ruang pertumbuhan bagi ekonomi masyarakat.

“BEC adalah panggung budaya sekaligus ruang tumbuhnya ekonomi rakyat. Semoga tahun depan bisa lebih meriah, berdampak lebih luas, dan terus menjadi kebanggaan Banyuwangi,” harapnya.

Dengan demikian, Banyuwangi Ethno Carnival tidak hanya sekedar acara hiburan, tetapi telah menjadi sebuah momentum penting yang menggerakkan ekonomi masyarakat lokal, menggugah semangat kreatif, dan memperkuat identitas budaya daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *