Tradisi mudik menjelang Idul Fitri menjadi momen penting bagi jutaan umat Muslim di Indonesia. Setiap tahun, arus mudik memuncak saat hari raya, di mana perjalanan pulang ke kampung halaman menjadi simbol kebersamaan dan silaturahmi.
Asal-usul tradisi ini berakar dari pentingnya perayaan Idul Fitri sebagai wujud syukur setelah sebulan berpuasa. Mudik bukan sekadar perjalanan fisik tetapi juga sarana untuk memperkuat ikatan keluarga dan komunitas. Di tengah kondisi sosial dan ekonomi yang semakin dinamis, tradisi ini tetap kokoh sebagai bagian dari budaya Indonesia, meski tantangan perjalanan seperti kemacetan dan kenaikan harga transportasi sering terjadi.
Masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya kerap menjadi penggerak utama dalam arus mudik, dengan banyak di antara mereka menggunakan kendaraan pribadi, bus, atau kereta api. Menurut data Kementerian Perhubungan, diperkirakan sekitar 20 juta pemudik akan melakukan perjalanan tahun ini.
“Tradisi mudik adalah saat yang dinanti, di mana kita bisa berkumpul dengan keluarga,” ujar Rina, seorang pemudik asal Blitar. Dengan semangat lebaran, setiap perjalanan mengandung harapan untuk mempererat relasi antarkeluarga dan memahami makna sejati dari Idul Fitri.