Anak Muda Surabaya Pilih Produksi Lontong di Tengah Kesulitan Pekerjaan

oleh -19 Dilihat
Ayu warga banyu urip lor yang pilih produksi lontong karena sulitnya mencari pekerjaan 1752560809440.jpeg

Anak Muda Surabaya Beralih ke Usaha Keluarga di Tengah Kesulitan Pekerjaan

Di tengah tantangan besar dari pasar kerja yang semakin sempit, sejumlah anak muda di Surabaya memilih untuk mendalami usaha keluarga sebagai alternatif. Salah satunya adalah Lisnur Ayu Azida (29), warga Banyu Urip Lor, yang kini aktif melanjutkan bisnis pembuatan lontong milik keluarganya.

“Memang cari kerja sekarang sulit. Daripada terus menerus mencari, lebih baik meneruskan produksi lontong keluarga. Kalau bukan kita yang melanjutkan, siapa lagi?” ucap Ayu dengan semangat saat ditemui pada Rabu (16/7/2025).

Bagi Ayu, menjadi pengrajin lontong bukanlah sebuah aib. Bahkan, di tengah tekanan ekonomi yang semakin berat, tak sedikit generasi muda yang berbalik dari pencarian pekerjaan formal menuju dapur produksi keluarga. Ayu telah terjun penuh dalam usaha ini selama tiga tahun terakhir, meneruskan tradisi yang sudah dirintis orang tuanya sejak tahun 2000.

Meskipun proses pembuatan lontong terbilang rumit, pengalaman Ayu sejak kecil dalam membantu orang tua membuat usaha ini menjadi lebih mudah. “Di sini kan mayoritas warganya bikin lontong, jadi saya tidak terlalu kesulitan,” lanjut Ayu.

Setiap hari, Ayu dan keluarganya mampu memproduksi hingga 35 keranjang lontong, dengan setiap keranjang berisi sekitar 70 lontong. Itu berarti, mereka dapat memproduksi sekitar 2.450 lontong setiap harinya. “Saat musim tertentu seperti Lebaran, produksi bisa meningkat hingga 100 keranjang per hari,” kata Ayu.

Selain lontong, keluarga Ayu juga memproduksi buras khas Sulawesi Selatan dan ketupat saat momen Lebaran. Seluruh proses produksi dilakukan dari rumah di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Lontong, Surabaya.

Kampung Lontong terletak di Banyu Urip Lor, Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan. Sejak tahun 1974, kawasan ini telah dikenal sebagai sentra penghasil lontong, dengan mayoritas penduduknya menjadikannya sebagai pekerjaan utama secara turun-temurun.

Kisah Ayu mencerminkan realita yang dihadapi banyak anak muda di Indonesia. Dalam kondisi sosial ekonomi yang menantang, peluang sebenarnya bisa ditemukan di dalam rumah, asalkan ada kemauan dan kerja keras. Ayu dan keluarga menjadi contoh nyata bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, mereka dapat menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada ekonomi lokal, meskipun pada awalnya hal tersebut dianggap sepele.

Transformasi yang dilakukan Ayu dan rekan-rekannya di Kampung Lontong dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk melihat potensi yang ada di sekitar. Upaya seperti ini tidak hanya mendukung kelangsungan usaha keluarga, tetapi juga menjaga tradisi dan warisan kuliner daerah yang sangat berharga.

Dengan latar belakang seperti ini, diharapkan lebih banyak generasi muda berani mengambil langkah untuk terlibat dalam usaha keluarga atau memulai usaha mereka sendiri, sehingga dapat menekan angka pengangguran yang terus meningkat di tengah kondisi yang serba sulit ini. Ayu menunjukkan bahwa dengan keberanian dan ketekunan, kita bisa menciptakan peluang, meski dalam kondisi yang penuh tantangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *