Harga Sembako Naik Turun: Cabai Rawit dan Daging Ayam Turun, Bawang Merah Naik di Jatim

oleh -22 Dilihat
Harga cabai rawit naik di pasar sidoarjo 1743313766014 169.jpeg

Harga Sembako di Jawa Timur: Pergerakan yang Harus Diwaspadai Masyarakat

Surabaya – Perubahan harga kebutuhan pokok atau sembako di Jawa Timur terus berlanjut, memberikan dampak langsung pada belanja harian masyarakat. Pada hari ini, melakukan pemantauan harga sembako sangatlah krusial. Sebagian komoditas seperti cabai rawit, daging sapi, dan daging ayam kampung menunjukkan penurunan harga, sementara bawang merah mengalami kenaikan. Hal ini mencerminkan dinamika pasar yang kompleks yang harus diperhatikan oleh konsumen.

Update Harga Sembako 23 Juli 2025

Sembako, yang terdiri dari sembilan bahan pokok, mencakup beras, gula, minyak goreng, daging, telur, susu, serta bawang-bawangan, menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat sehari-hari. Saat ini, harga sembako menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan, mengingat pengaruh terhadap daya beli warga yang semakin terbatas.

Berikut adalah harga terbaru sembako di Jawa Timur per 23 Juli 2025:

  • Beras Premium: Rp 14.980/kg
  • Gula Kristal Putih: Rp 16.563/kg
  • Daging Sapi Paha Belakang: Rp 118.182/kg
  • Daging Ayam Kampung: Rp 66.768/kg
  • Cabai Rawit Merah: Rp 40.680/kg
  • Bawang Merah: Rp 42.658/kg

Masyarakat diharapkan untuk selalu memperhatikan harga-harga ini agar dapat mengelola anggaran belanja secara efektif.

Penyebab Perubahan Harga

Fluktuasi harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari cuaca hingga kebijakan pemerintah. Permintaan yang meningkat tanpa diimbangi penawaran yang cukup akan menyebabkan harga naik, sementara kelebihan pasokan dapat menurunkan harga.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga sembako:

  1. Permintaan dan Penawaran: Kenaikan permintaan dapat mendorong harga naik jika tidak diimbangi penawaran yang memadai.
  2. Cuaca dan Produksi: Ekstrem cuaca dapat memastikan pasokan berkurang, sehingga harga melambung.
  3. Kebijakan Pemerintah: Regulasi seperti pajak dan subsidi dapat bertindak sebagai penggerak harga sembako.
  4. Biaya Produksi: Kenaikan biaya bahan baku dan upah kerja akan langsung berpengaruh pada harga jual.
  5. Inflasi: Kenaikan harga barang dan jasa secara umum dapat memicu lonjakan harga sembako.

Implikasi Bagi Masyarakat

Ketidakstabilan harga sembako dapat menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada penghasilan tetap. Dengan situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi, masyarakat perlu lebih cermat dalam mengatur keuangan.

Penting bagi konsumen untuk selalu memantau informasi harga dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan kebijakan pangan untuk mengantisipasi perubahan mendatang yang dapat memengaruhi belanja sehari-hari.

Ke depan, diharapkan pemerintah dan pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga sembako demi tercapainya keamanan pangan yang lebih baik, terutama bagi rakyat kecil.

(hil/irb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *