Harga Sembako di Jawa Timur: Fluktuasi yang Mempengaruhi Keseharian Masyarakat
Surabaya – Harga sembilan bahan pokok (sembako) di Jawa Timur mengalami fluktuasi yang signifikan, memengaruhi anggaran belanja harian masyarakat. Pada hari ini, Senin, 14 Juli 2025, harga cabai keriting, cabai besar, dan cabai rawit menunjukkan kenaikan, sementara harga daging ayam kampung justru mengalami penurunan. Informasi ini penting bagi konsumen yang tergantung pada harga-harga tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebagai bahan pokok, sembako terdiri dari beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam dan sapi, telur, susu, bawang, gas elpiji, dan garam. Kenaikan harga sembako tidak hanya berdampak pada biaya makanan, tetapi juga menambah tekanan pada ekonomi keluarga, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi. Masyarakat perlu mengikuti perkembangan harga tersebut agar dapat merencanakan pengeluaran dengan lebih baik.
Update Harga Sembako hari Ini
Berdasarkan data dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo), berikut adalah harga sembako terbaru di Jawa Timur pada pukul 09.46 WIB:
- Beras Premium: Rp 14.877/kg
- Beras Medium: Rp 12.869/kg
- Gula Kristal Putih: Rp 16.637/kg
- Minyak Goreng Curah: Rp 18.468/kg
- Daging Sapi Paha Belakang: Rp 118.812/kg
- Daging Ayam Ras: Rp 31.570/kg
- Daging Ayam Kampung: Rp 66.975/kg
- Telur Ayam Ras: Rp 27.128/kg
- Cabai Merah Keriting: Rp 34.353/kg
- Cabai Rawit Merah: Rp 61.150/kg
Kenaikan harga cabai, contohnya, mencatatkan peningkatan sebesar 2,36% untuk cabai keriting, 1,24% untuk cabai rawit, dan 0,92% untuk cabai besar. Sementara itu, harga daging ayam kampung turun 1,68% menjadi Rp 66.975/kg. Perubahan harga ini memerlukan perhatian khusus karena berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Faktor Penyebab Fluktuasi Harga
Berbagai faktor memengaruhi perubahan harga sembako. Pertama, masalah pasokan dan permintaan yang tidak seimbang dapat menyebabkan kenaikan harga. Selain itu, cuaca ekstrem dan bencana alam berpotensi mempengaruhi produksi pertanian, sehingga mengurangi pasokan dan memicu kenaikan harga.
Kebijakan pemerintah, seperti subsidi dan pajak, juga dapat memengaruhi harga, terutama saat ada tindakan pembatasan impor. Biaya produksi yang meningkat, akibat fluktuasi harga bahan baku dan upah pekerja, turut andil dalam menentukan harga jual sembako di pasar.
Inflasi dan ketidakstabilan ekonomi semakin memperburuk situasi, sehingga masyarakat harus lebih cermat dalam mengatur anggaran. Ketersediaan yang kurang baik akibat masalah distribusi, seperti kemacetan atau pemogokan, juga bisa menyebabkan harga sembako melonjak.
Implikasi bagi Masyarakat
Perubahan harga sembako bukan hanya sekadar angka di pasar, melainkan berkaitan erat dengan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya biaya hidup, masyarakat berpotensi menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengendalikan harga dan menjaga stabilitas pasokan.
Sebagai konsumen, masyarakat diharapkan selalu memperbarui informasi mengenai harga sembako dan merencanakan pengeluaran dengan baik. Dengan meningkatnya pemahaman terhadap fluktuasi harga, diharapkan masyarakat dapat beradaptasi dan mengelola keuangannya dengan lebih bijak.