Sosialisasi Anti-Bullying di Sekolah: Upaya Kemanusiaan untuk Keselamatan Anak
Blitar — Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Satreskrim Polres Blitar meluncurkan program sosialisasi di sejumlah sekolah, dengan tujuan utama mencegah tindakan bullying dan kekerasan terhadap anak-anak. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi siswa, terutama mengingat maraknya kasus bullying yang terjadi di kalangan pelajar.
Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan siswa baru di beberapa sekolah, termasuk SMAN 1, SMPN 2, SMK Muhammadiyah, SMPN 1, dan SMAN 3 Kota Blitar. Para petugas Polwan dari Unit PPA Polres Blitar Kota langsung turun ke lapangan untuk memberikan edukasi mengenai bahaya bullying dan pentingnya membangun sikap saling menghormati di sekolah.
“Kegiatan sosialisasi ini adalah bagian dari agenda rutin kami. Target kami adalah siswa dari semua jenjang pendidikan,” ungkap Iptu Samsul Anwar, Kasi Humas Polres Blitar, kepada detikJatim pada Kamis (24/7/2025). Menurut Samsul, program ini sangat penting mengingat dampak serius dari perilaku bullying yang tidak hanya merugikan korban, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang tidak kondusif.
Bullying, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal, dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam pada korban. Salah satu dampak yang paling jelas terlihat adalah menurunnya rasa percaya diri dan peningkatan angka kecemasan di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, sosialisasi ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk mendorong siswa agar saling mendukung dan membantu menciptakan suasana yang lebih aman.
Samsul menekankan bahwa pencegahan bullying harus melibatkan semua pihak, termasuk orang tua dan guru. Menurutnya, siswa baru, yang tengah beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, perlu mendapatkan pemahaman yang baik mengenai tindakan yang dianggap sebagai bullying serta konsekuensinya. “Kami berharap mereka dapat mengenali cara bertindak yang tidak hanya menjauhi perilaku negatif, tetapi juga menciptakan budaya positif di sekolah,” tambahnya.
Implikasi dari kegiatan ini sangat penting bagi masyarakat, terutama di tengah upaya membangun generasi yang lebih peka dan manusiawi. Dengan meningkatkan kesadaran mengenai bullying, masyarakat diharapkan dapat terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung hingga ke tingkat komunitas.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat belajar dengan nyaman dan aman, tanpa rasa tertekan atau trauma akibat bullying. “Kami berkomitmen untuk mengedukasi siswa agar mereka dapat belajar dengan tenang,” pungkas Samsul.
Sosialisasi seperti ini penting sebagai bagian dari upaya pencegahan yang lebih luas dalam mendukung perkembangan mental dan emosional anak-anak di sekolah. Dengan melibatkan siswa, guru, serta orang tua, diharapkan, budaya saling menghormati dan mendukung dapat terwujud di lingkungan pendidikan. Hal ini akan membawa dampak positif untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan lebih siap menghadapi tantangan ke depan.