Harga Sembako Naik Turun di Jawa Timur, Bawang Merah dan Cabai Rawit Kenaikan Tertinggi

oleh -13 Dilihat
Ilustrasi bahan pokok 169.jpeg

Harga Sembako di Jawa Timur Mengalami Fluktuasi, Masyarakat Perlu Waspada

Surabaya – Kondisi harga sembilan bahan pokok (sembako) di Jawa Timur pada hari ini, 4 Juli 2025, menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Sebagaian bahan mengalami kenaikan, seperti bawang merah dan cabai rawit, sementara beberapa yang lain, seperti bawang putih dan cabai keriting, justru mengalami penurunan. Hal ini patut dicermati, karena perubahan harga sembako berpengaruh langsung terhadap pengeluaran harian masyarakat.

Sembako merupakan kebutuhan pokok yang esensial bagi setiap rumah tangga di Indonesia. Terdiri dari komoditas vital seperti beras, gula, minyak goreng, daging, telur, dan sebagainya, sembako berperan penting dalam mencukupi kebutuhan gizi dan kebutuhan sehari-hari. Serta, beras premium dan medium saat ini tercatat dengan harga Rp 14.767 dan Rp 12.854 per kilogram. Untuk produk lain, seperti gula kristal mencapai Rp 16.690 per kilogram, sedangkan minyak goreng curah dijual Rp 18.543 per kilogram.

Sumber dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur mencatat adanya kenaikan harga pada beberapa bahan pokok. Bawang merah naik Rp 735 atau 1,97 persen, dan cabai rawit merah meningkat Rp 1.103 atau 1,84 persen. Di sisi lain, bawang putih turun Rp 511 atau 1,66 persen, dan cabai keriting menurun sebesar Rp 293 atau 0,90 persen. Kenaikan harga ini jelas terasa bagi masyarakat, terutama yang bergantung pada belanja harian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Fluktuasi harga sembako ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari permintaan hingga cuaca yang berdampak pada hasil pertanian. Disaat permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau berkurang, harga cenderung naik. Tak jarang, kondisi cuaca ekstrem dan bencana alam mempengaruhi produksi pertanian, sehingga mengakibatkan kekurangan pasokan dan lonjakan harga.

Kebijakan pemerintah juga memiliki pengaruh kuat dalam menentukan harga sembako. Misalnya, berbagai regulasi terkait impor, subsidi, dan perpajakan dapat menyebabkan perubahan di pasar. Kenaikan biaya produksi akibat bahan baku, upah pekerja, dan transportasi turut memperburuk situasi ini. Selain itu, gejolak ekonomi dan inflasi tinggi dapat memperparah kondisi harga di pasar.

Masyarakat perlu tetap waspada dan cermat dalam mengelola anggaran belanja sehari-hari mereka. Perubahan harga sembako yang tidak terduga dapat menambah beban ekonomi keluarga, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, pemantauan harga secara berkala sangat diperlukan agar masyarakat dapat merencanakan belanja dengan lebih baik.

Perhatian terhadap dinamika harga sembako jauh dari sekadar urusan pasar. Komoditas ini mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Perubahan harga sembako bukan hanya berdampak pada pengeluaran rumah tangga, tetapi juga mencerminkan tingkat kesejahteraan dan keamanan pangan di daerah tersebut. Dengan informasi yang tepat dan pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi harga, diharapkan masyarakat dapat lebih tanggap dan bijaksana dalam mengambil keputusan ekonomi.

Menghadapi ketidakpastian harga sembako, diharapkan pemerintah dapat segera menerapkan kebijakan yang efektif guna menjaga kestabilan dan ketersediaan bahan pangan di pasar. Dengan demikian, stabilitas harga dapat terjaga dan memberikan jaminan akan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *