Gempa 6,0 Magnitudo Guncang Poso, 2.011 Warga Mengungsi

oleh -8 Dilihat
1000270142.jpg

Gempa Bumi Poso: 2.011 Warga Mengungsi, Masyarakat Dihimbau Tetap Tenang

Jakarta – Gempa bumi berkekuatan 6,0 skala Richter mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis malam, menyebabkan 2.011 warga terpaksa mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa data awal menunjukkan 609 rumah tangga terdampak. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengkonfirmasi informasi ini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Menurut laporan BNPB, empat warga mengalami luka ringan dan saat ini sedang mendapatkan perawatan medis. Selain itu, sebanyak 14 rumah mengalami kerusakan berat, sedangkan 21 rumah lainnya mengalami kerusakan minor akibat gempa tersebut. Satu fasilitas pendidikan dan satu tempat ibadah juga dilaporkan mengalami kerusakan struktural ringan di Desa Tokilo dan Tindoli, Kecamatan Pamona Timur, serta Desa Pendolo di Kecamatan Pamona Selatan.

Assessmen kerusakan dan verifikasi data masih terus dilakukan oleh tim BNPB. Abdul Muhari menegaskan pentingnya penanganan cepat dan akurat bagi warga yang terdampak, terutama dalam proses pemulihan pasca-bencana.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa gempa terjadi pada pukul 20:06 WIB dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di daratan wilayah Poso dengan koordinat 2,01 derajat Lintang Selatan dan 120,78 derajat Bujur Timur. BMKG mengklasifikasikan gempa ini sebagai gempa dangkal dan diakibatkan oleh aktivitas Zona Sesar Poso.

Setelah gempa utama, setidaknya 11 gempa susulan tercatat, dengan yang terkuat mencapai magnitudo 5,5. Getaran dirasakan di berbagai wilayah dengan intensitas berbeda. Kota Poso, Kolonodale, dan Mangkutana merasakan getaran pada tingkat IV hingga V dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI), sedangkan Palu dan daerah sekitarnya merasakan getaran lebih ringan.

BMKG juga menegaskan bahwa gempa ini tidak menimbulkan ancaman tsunami. Dalam situasi ini, BNPB menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya, demi mencegah kepanikan yang tidak perlu di kalangan warga.

Kondisi ini menyoroti kerentanan wilayah Poso terhadap bencana alam, sekaligus meminta perhatian pemerintah dan masyarakat untuk menyikapi situasi bencana dengan lebih bijaksana. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat sangat diperlukan dalam proses pemulihan dan mitigasi risiko bencana di masa depan.

Kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi darurat seperti ini penting untuk memperkuat ketahanan lokal. Berbagai upaya untuk memperkuat infrastruktur dan mempersiapkan program mitigasi bencana akan sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa seperti Poso.

Dengan situasi seperti ini, pendidikan mengenai kesiapsiagaan bencana menjadi urgensi yang tidak dapat diabaikan. Dukungan bagi korban dan keluarga terdampak juga menjadi hal vital yang harus diperhatikan demi pemulihan dan stabilitas sosial masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *