Okupansi Hotel Jatim Naik 65% Selama Libur Tahun Baru Islam 1447 H

oleh -9 Dilihat
Wisata di kota batu 1751181047385 169.jpeg

Surabaya – Momen libur panjang Tahun Baru Islam 1447 H dimanfaatkan oleh banyak warga untuk berwisata ke berbagai destinasi, yang berdampak signifikan terhadap tingkat hunian hotel di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Ketika masyarakat merayakan momen sakral ini, permintaan untuk akomodasi meningkat pesat, dengan rata-rata tingkat hunian hotel mencapai 65% selama long weekend, dari Jumat (27/6) hingga Minggu (29/6).

Dwi Cahyono, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, mengonfirmasi informasi ini kepada detikJatim, menyebutkan bahwa peningkatan okupansi hotel paling terasa di daerah tujuan wisata terpopuler seperti Kota Batu, Malang, Pasuruan, dan Banyuwangi, yang mencatatkan tingkat hunian hingga 80%. “Kota Batu dan Malang menjadi favorit bagi keluarga yang ingin menikmati suasana pegunungan serta wahana wisata yang beragam,” tuturnya.

Fenomena ini tidak hanya terjadi secara kebetulan. Long weekend bertepatan dengan musim libur sekolah, menciptakan kesempatan bagi keluarga untuk merencanakan liburan bersama. Selain menambah kebahagiaan, ini juga memberikan dampak positif untuk industri pariwisata dan perhotelan di wilayah Jawa Timur. Masyarakat yang selama ini merindukan pengalaman berwisata, kini dapat menggunakan waktu libur untuk mengunjungi berbagai tempat menarik, turut mendukung perekonomian lokal.

Sejumlah hotel pun tidak ketinggalan berinovasi. Mereka menawarkan promosi menarik dan menyelenggarakan berbagai event spesial untuk menarik minat tamu. PHRI berharap tren positif ini dapat berlanjut hingga akhir masa liburan pada 12 Juli 2025. Dwi menambahkan, “Kami menargetkan okupansi hotel mencapai 80% selama periode liburan kali ini.”

Jika ditinjau dari sudut pandang ekonomi masyarakat, peningkatan sektor pariwisata ini membangun harapan bagi banyak pelaku usaha, seperti pedagang kecil dan penyedia layanan di sekitar destinasi wisata. Ketika pengunjung meningkat, aktivitas ekonomi lokal turut bergeliat, memberikan kehidupan baru bagi bisnis-bisnis kecil yang sebelumnya mungkin terpukul akibat pandemi.

Dalam konteks sosial, momen libur panjang ini juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk saling berinteraksi dan membangun silaturahmi, yang sering kali terlupakan di tengah kesibukan sehari-hari. Tempat-tempat wisata bukan hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga sebagai lokasi berkumpulnya keluarga dan komunitas.

Dengan segala potensi yang dimiliki, harapannya, pemerintah dan pemangku kebijakan dapat terus mendukung pengembangan pariwisata di wilayah Jawa Timur. Tindakan nyata dalam mempromosikan pariwisata lokal, memperbaiki infrastruktur, serta memberikan pelatihan kepada pengelola usaha kecil dapat menjadi langkah strategis untuk menjadikan pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, lonjakan tingkat hunian hotel dan aktivitas wisata selama libur Tahun Baru Islam ini mencerminkan semangat masyarakat Indonesia untuk kembali beraktivitas dan berwisata, sekaligus menatap masa depan yang lebih cerah bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *