Gencatan Senjata Israel-Iran Turunkan Proyeksi Harga Minyak Dunia

oleh -10 Dilihat
Emas minyak membara usai israel serang iran 1749816526884 169.jpeg

Harga Minyak Dunia Diperkirakan Turun setelah Gencatan Senjata Iran-Israel

Setelah terjadinya gencatan senjata antara Iran dan Israel, harga minyak dunia diperkirakan akan mengalami penurunan dalam beberapa hari ke depan. Keberhasilan negosiasi ini meredakan ketegangan yang selama ini mengkhawatirkan pasar, dan dengan demikian mengurangi risiko pasokan minyak mentah dari kawasan Timur Tengah yang dikenal rentan terhadap konflik.

Berdasarkan laporan dari detikFinance yang mengutip Reuters, harga minyak mentah pada Jumat (27/6/2025) menunjukkan tren kenaikan meskipun proyeksi penurunan harga melanda pasar. Minyak mentah Brent berjangka tercatat naik 34 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 68,07 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan sebesar 33 sen, atau 0,51%, menjadi US$ 65,57 per barel.

Kenaikan ini terjadi di tengah-tengah peningkatan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat seiring dengan masuknya “summer driving season”. Namun, harapan bagi masyarakat di Indonesia adalah bahwa penurunan harga minyak mentah global akan diikuti dengan penyesuaian harga BBM di dalam negeri, yang selama ini menjadi beban bagi banyak konsumen.

Kondisi ini mungkin memberikan angin segar bagi masyarakat yang terpengaruh oleh lonjakan harga barang dan kebutuhan pokok lainnya. Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat inflasi, penurunan harga energi seperti minyak menjadi salah satu harapan untuk meringankan beban pengeluaran keluarga.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melalui pernyataannya menyampaikan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel telah dicapai, yang berdampak pada stabilitas harga minyak. Meskipun pada awal pekan harga minyak sempat berada di titik terendah lebih dari sepekan, keguncangan ini mulai mereda dengan data baru dari pemerintah AS yang menunjukkan adanya peningkatan dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, mengatakan, “Pasar mulai mencerna fakta bahwa persediaan minyak mentah tiba-tiba sangat ketat.” Hal ini menggambarkan bahwa meskipun ada penurunan yang diharapkan, kondisi pasar tetap dapat berfluktuasi tergantung pada dinamika permintaan dan pasokan.

Selain itu, faktor lain yang turut mendukung pergerakan harga minyak adalah penurunan indeks dolar yang mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Dengan melemahnya nilai dolar, investasi di sektor minyak menjadi lebih menarik bagi pemegang mata uang lain, yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan global.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan harapannya untuk menjadikan hasil konflik sebagai peluang untuk perdamaian. Ucapan tersebut memberikan harapan bahwa kondisi di Timur Tengah dapat menjadi lebih stabil, sehingga risiko terhadap suplai minyak dapat diminimalkan.

Bagi masyarakat Indonesia, penurunan harga minyak ini bukan sekadar berita di pasar global, tetapi dapat berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam pengendalian harga BBM dan barang kebutuhan pokok. Dengan begitu, kita berharap pemerintah dapat mengantisipasi perubahan ini dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk meringankan beban masyarakat.

Masyarakat perlu tetap Wasapada dan terus mengawasi perkembangan situasi ini, karena harga energi berpengaruh langsung tidak hanya kepada pengeluaran rumah tangga, tetapi juga pada berbagai sektor ekonomi lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *