Pertamina Ubah Rute Pendistribusian BBM Seiring Penutupan Jalur Gumitir di Banyuwangi

oleh -14 Dilihat
Peningkatan konsumsi avtur bandara minangkabau 191224 ief 2.jpg

Pertamina Ubah Rute Distribusi BBM Akibat Penutupan Jalur Gumitir

Banyuwangi (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara memperbarui rute distribusi bahan bakar minyak (BBM) menyusul penutupan jalan nasional di jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi-Jember. Rute baru ini akan berlaku sejak 24 Juli hingga 24 September 2025, sebagai upaya menjaga kelancaran pasokan energi bagi masyarakat.

Menurut Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, rute baru untuk distribusi BBM ke Jember dan Bondowoso kini harus melewati Situbondo, dengan kendaraan tangki kapasitas kecil, yaitu 16 KL dan 24 KL. “Penutupan jalur Gumitir yang disebabkan oleh perbaikan longsoran membuat kami harus mencari alternatif rute untuk menjaga pasokan BBM,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Langkah ini dirasa penting, mengingat dampak penutupan jalan tersebut tidak hanya berpengaruh pada distribusi BBM, namun juga mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam memperoleh energi yang diperlukan. Terdapat sekitar 8 SPBU di Bondowoso dan 41 SPBU di Jember yang terpaksa bersiap menghadapi potensi pembatasan pasokan.

Pertamina juga telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian setempat, termasuk Satlantas Banyuwangi dan Polres Situbondo, untuk memastikan kelancaran distribusi. Pengawalan kendaraan tangki diharapkan dapat menghindari kemacetan di jalur Arak-Arak, yang merupakan rute alternatif yang lebih sulit dilalui.

“This is a temporary measure, and we are prepared with backup tankers and additional supplies from our main terminal in Surabaya, targeting around 160 KL per day,” lanjut Ahad. Penyediaan truk BBM dari Instalasi Surabaya ini merupakan salah satu upaya untuk menjamin bahwa masyarakat tetap dapat mengakses BBM dan LPG, meski dalam situasi keterbatasan ini.

Perbaikan jalur Gumitir dan dampaknya telah menjadi perhatian utama, terutama karena jalur ini merupakan akses vital bagi mobilitas dan perekonomian masyarakat setempat. Dengan penutupan ini, tidak hanya pasokan BBM yang terpengaruh, tetapi juga distribusi LPG, membuat masyarakat di wilayah terdampak perlu bersiap menghadapi perubahan.

Bagi banyak masyarakat, stabilitas pasokan energi merupakan faktor penting dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, upaya Pertamina untuk memperbaiki dan menyesuaikan rute distribusi menjadi langkah yang sangat diapresiasi, meskipun tantangan tetap ada. Dengan koordinasi yang baik antara Pertamina dan aparat kepolisian, diharapkan dampak negatif dari penutupan jalur ini dapat diminimalisir.

Kondisi ini juga jadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung distribusi energi. Ketersediaan BBM dan LPG sangat berpengaruh pada harga barang kebutuhan sehari-hari dan mobilitas warga, terlebih di daerah-daerah yang bergantung pada pasokan dari lokasi yang lebih jauh.

“Diharapkan, segala upaya ini dapat memastikan bahwa masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan energi, terutama di tengah kondisi yang tidak menentu,” tutup Ahad Rahedi. Dengan adanya langkah ini, diharapkan masyarakat bisa tetap beraktivitas tanpa terbebani oleh masalah pasokan energi yang dapat mengganggu keseharian mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *