Tiga Mahasiswa Binus Malang: Kuliah dan Wirausaha Bisa Berjalan Seiring
Malang – Tiga mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang membuktikan bahwa pendidikan tinggi tidak menjadi halangan untuk memulai bisnis. Melalui program Entrepreneurial Odyssey, mereka menunjukkan bahwa jiwa wirausaha dapat tumbuh seiring dengan studi, menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dalam era pertumbuhan ekonomi digital saat ini, kebutuhan terhadap technopreneur muda di Indonesia semakin mendesak. Mengantisipasi hal tersebut, Binus Malang berkomitmen untuk menjadi kampus yang menghasilkan Digital Technopreneurs. Program Studi Entrepreneurship Business Creation (EBC) dirancang untuk mencetak wirausaha yang tidak hanya mengutamakan keuntungan, tetapi juga mengatasi tantangan sosial.
Kepala Program Studi EBC, Etsa Astrid Setiyati, menjelaskan bahwa Entrepreneurial Odyssey bertujuan memperkenalkan dunia bisnis kepada siswa SMA dan masyarakat, termasuk orang tua. “Program ini kami jalankan selama dua minggu, termasuk trial class, pameran produk mahasiswa, dan berbagai workshop,” kata Etsa. Program ini bukan hanya memberikan gambaran tentang pembelajaran di Binus, tetapi juga menunjukkan karya mahasiswa secara langsung.
Etsa menambahkan bahwa program ini turut menggarisbawahi prestasi akademik Binus Malang, yang baru-baru ini meraih akreditasi internasional dari Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB). Dengan akreditasi ini, Binus sejalan dengan universitas terkemuka seperti UGM, UI, dan ITB.
Tahun ini, Entrepreneurial Odyssey menampilkan tiga kisah inspiratif mahasiswa Binusian yang telah berhasil merintis usaha dari bangku kuliah. Kun Sentanawan, misalnya, memimpin Wishka Company — perusahaan produksi tas custom yang berkolaborasi dengan berbagai brand lokal Indonesia. Bisnis ini tidak hanya berkembang secara finansial dengan omzet mencapai tiga digit per bulan, tetapi juga memberi dampak positif dengan membuka lapangan kerja bagi 25 orang, mayoritas dari Jawa Timur.
Tak kalah menginspirasi, Bintang Anugrah Putra, yang mengelola Brilla Futura, perusahaan jasa event organizer, wedding, dan travel yang dirintis sejak 2018. Bisnis ini telah berkembang dari proyek kecil menjadi penyelenggara acara profesional, menciptakan peluang kerja bagi banyak talenta lokal dengan omzet bulanan puluhan juta rupiah.
Sementara itu, Mohammad Rizal Akbar Naufaldy mendirikan Awwa Studio, agensi desain yang memproduksi elemen grafis untuk platform global Canva. Meskipun masih menjalani studi, Rizal berhasil mempekerjakan timnya dan mencatatkan pendapatan signifikan setiap bulan. Usahanya mengukuhkan bahwa pelajar pun dapat memberi dampak global melalui produk digital.
Kisah ketiga mahasiswa ini menunjukkan bahwa dengan dukungan kurikulum yang tepat dan lingkungan belajar yang kolaboratif, ide-ide dapat diwujudkan menjadi bisnis yang bermanfaat. Dapat disimpulkan, keberanian untuk memulai dan bekerja keras merupakan kunci untuk menghadapi tantangan dalam berbisnis, bahkan dalam masa studi.
Dengan inisiatif ini, Binus Malang tidak hanya berperan dalam mencetak wirausahawan muda tetapi juga memperkuat perekonomian lokal, memberikan harapan bagi generasi muda di Indonesia untuk berkontribusi dan meraih sukses di bidang yang mereka geluti.