Suplai BBM di Banyuwangi Terdampak Akibat Penutupan Jalur Gumitir dan Kemacetan

oleh -16 Dilihat
Kendaraan tangki bbm pertamina patra niaga jatimbalinus tengah mengisi bbm di depo integrated tanjun.jpeg

Suplai BBM ke Banyuwangi dan Sekitarnya Terkendala, Pertamina Siapkan Rute Alternatif

Banyuwangi – Suplai bahan bakar minyak (BBM) ke Kabupaten Banyuwangi serta wilayah sekitarnya, termasuk Jember, Bondowoso, dan Situbondo, mengalami gangguan. Penutupan Jalur Gumitir dan kemacetan di jalur Situbondo-Ketapang menjadi faktor utama dalam masalah ini. Kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada BBM untuk transportasi dan kegiatan sehari-hari.

Penutupan Jalur Gumitir disebabkan oleh kecelakaan laut yang melibatkan KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Hal ini memaksa Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus untuk menyesuaikan strategi distribusi BBM, guna memastikan pasokan tetap tersedia di wilayah timur Jawa Timur. Ada 8 SPBU di Bondowoso dan 41 SPBU di Jember yang terdampak oleh kondisi ini, sehingga pemetaan jalur distribusi alternatif sudah dilakukan sejak awal Juli lalu.

Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, mengungkapkan bahwa penutupan Jalur Gumitir berimbas pada perubahan rute mobil tangki (MT) yang kini melintasi Banyuwangi-Situbondo. MT dengan kapasitas 16 KL dan 24 KL diarahkan melalui jalur alternatif Arak-Arak-Bondowoso-Jember.

“Pertamina sudah berkoordinasi dengan Satlantas Kabupaten Banyuwangi dan Jember, serta Polres Situbondo dan Bondowoso untuk memastikan kelancaran pengawalan mobil tangki yang melintasi jalur tersebut, terutama mengingat rute yang sulit dilalui,” jelas Ahad pada hari Minggu (27/7/2025).

Di tengah kesulitan ini, Pertamina juga menyiapkan unit MT Bantuan yang akan membawa BBM dari terminal BBM Instalasi Surabaya. Dengan suplai 160 KL/hari dari terminal Surabaya, pihak Pertamina berharap kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi meskipun ada pembatasan jalur.

Masyarakat di wilayah terdampak sangat mengharapkan langkah responsif dari Pertamina dalam situasi ini. Munculnya kelangkaan atau antrian panjang di SPBU berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari, khususnya bagi pelaku usaha dan pengguna transportasi umum. Apalagi menjelang musim liburan, di mana permintaan BBM biasanya meningkat.

Untuk mengantisipasi kekurangan LPG, Pertamina juga berencana mendistribusikan dari Gresik, terutama jika kemacetan di jalur Banyuwangi semakin parah. “Kami akan memastikan pasokan LPG yang cukup untuk masyarakat,” imbuh Ahad.

Kondisi ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak mengenai pentingnya infrastruktur yang baik dan kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat, terutama di daerah dengan tingkat bergantung tinggi pada kendaraan bermotor. Masyarakat perlu diberi informasi yang jelas dan update mengenai situasi pasokan BBM dan langkah-langkah yang diambil oleh Pertamina agar tidak terjadi kepanikan.

Dalam konteks sosial-ekonomi, kendala pasokan BBM ini dapat berdampak pada harga barang dan mobilitas masyarakat, sehingga perlu perhatian lebih dari pihak terkait. Melalui kolaborasi lintas sektoral, diharapkan penyelesaian masalah ini dapat segera terwujud demi kenyamanan dan kelancaran aktivitas masyarakat di Banyuwangi dan sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *