Surabaya – Cuaca di Jawa Timur untuk Senin, 28 Juli 2025, diprediksi akan berlangsung baik, tanpa adanya ancaman cuaca ekstrem. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah akan mengalami kondisi cerah hingga cerah berawan, dengan suhu udara diperkirakan berkisar antara 16 hingga 32 derajat Celsius.
Masyarakat Jawa Timur diimbau untuk tetap waspada dan memantau perkembangan cuaca secara berkala, terutama dalam menghadapi perubahan musim yang kerap tidak terduga. Musim pancaroba, yang ditandai dengan transisi antara musim panas dan musim hujan, memerlukan perhatian lebih dari warga, terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas luar ruangan.
Para ahli menunjukkan bahwa ketidakpastian cuaca dapat mempengaruhi kesehatan dan aktivitas harian masyarakat, seperti pertanian, perikanan, hingga kegiatan ekonomi lainnya. “Kami mendorong masyarakat untuk memperkirakan cuaca sebelum beraktivitas, sehingga dapat menghindari gangguan akibat perubahan cuaca mendadak,” kata seorang pejabat BMKG.
Dalam prediksi untuk 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur, seusai laporan BMKG, cuaca di pacitan akan cenderung kabur dengan suhu antara 21-24 derajat Celsius, sementara wilayah lain seperti Ponorogo dan Malang dijadwalkan cerah berawan dengan suhu lebih hangat, mencapai 28 derajat Celsius. Namun, wilayah seperti Trenggalek dan Banyuwangi berpotensi mengalami hujan ringan, yang harus diwaspadai oleh masyarakat.
Bagi petani dan nelayan, informasi cuaca ini amat penting. Cuaca yang tidak menentu bisa berdampak pada hasil panen dan aktivitas laut. “Kami harap petani dapat memanfaatkan informasi cuaca untuk menentukan waktu tanam yang tepat dan nelayan bisa memilih saat yang aman untuk melaut,” ujar salah satu petani dari Nganjuk.
Kesiapan masyarakat adalah kunci menghadapi cuaca yang tidak stabil. Mengingat beberapa daerah masih menunjukkan kelembapan tinggi, warga disarankan untuk menjaga kesehatan dengan mengonsumsi cukup air dan memperhatikan daya tahan tubuh. Hal ini penting, terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap perubahan suhu yang drastis.
Sejak munculnya perubahan cuaca global, masyarakat juga perlu memahami pentingnya adaptasi. Peningkatan kesadaran akan informasi cuaca dapat membantu menyiapkan diri dalam menghadapi potensi bencana alam seperti banjir atau angin kencang yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Dengan memahami pola cuaca di sekitarnya, masyarakat dapat merencanakan aktivitas harian secara lebih efisien. Misalnya, kegiatan belajar, berdagang, hingga olahraga dapat disesuaikan dengan kondisi cuaca yang diprediksi.
Akhirnya, menjaga komunikasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar juga menjadi penting. Dengan berbagi informasi cuaca, masyarakat dapat saling mendukung dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Oleh karena itu, tetaplah waspada, ikuti informasi terbaru dari BMKG, dan sesuaikan rencana aktivitas berdasarkan cuaca yang ada. Mari kita jaga kesehatan dan keselamatan bersama di tengah ketidakpastian cuaca ini.
(dpe/irb)