Stok BBM di Jember dan Bondowoso Aman, Keterlambatan Distribusi akibat Penutupan Jalur Gumitir

oleh -13 Dilihat
Wagub jatim emil elestianto dardak 1753794015387 169.jpeg

Stok BBM di Jember dan Bondowoso Aman, Namun Distribusi Terganggu

Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, memastikan bahwa stok bahan bakar minyak (BBM) di Jember, Bondowoso, dan sekitarnya dalam kondisi aman. Namun, penutupan jalur Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi selama dua bulan ke depan berpotensi menimbulkan keterlambatan dalam proses distribusi.

Emil menyampaikan hal ini dalam konferensi pers yang digelar di Surabaya pada Selasa (29/7). Ia mengungkapkan bahwa penutupan jalan nasional tersebut didorong oleh perbaikan Jembatan Besuk Bondowoso, yang mengakibatkan kemacetan dan berdampak pada mobilitas masyarakat serta distribusi energi seperti BBM dan LPG.

“Stok BBM aman. Namun, kita mengalami tantangan serius mengingat jalan nasional yang terdampak penutupan mengurangi kuota distribusi,” kata Emil. Dari yang seharusnya 32 kiloliter (KL) BBM, saat ini hanya dapat mengalir sebanyak 24 KL dan 16 KL ke wilayah Bondowoso dan Jember. Dengan jalur alternatif yang harus ditempuh, kendaraan kini diarahkan melewati Arak-Arak Bondowoso, yang jelas memperpanjang waktu perjalanan.

Dampak dari keterlambatan distribusi ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Emil menegaskan pentingnya agar masyarakat tidak panik dan menghindari praktik panic buying, yang dapat memperburuk situasi dengan memperpendek cadangan yang ada. “Kami sudah melakukan langkah-langkah agar pasokan BBM tetap terjaga dengan baik,” ujar Emil.

Dia juga mencatat bahwa untuk sementara, BBM di Jember dan Bondowoso akan disuplai dari Malang dan Surabaya. “Mobilisasi truk tangki BBM sudah mulai dilakukan untuk mengisi kembali cadangan di wilayah yang terdampak,” imbuhnya.

Kepala Bidang Energi Baru dan Terbarukan Dinas ESDM Jawa Timur, Rendy Herdijanto, menambahkan bahwa kapasitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah tersebut tetap mampu menangani pembelian dalam jumlah normal. “Namun, jika terjadi panic buying, antrian bisa jadi sangat panjang dan berisiko menguras cadangan yang ada,” ujarnya.

Pihak Pertamina pun sudah melakukan langkah strategis dengan mengalihkan armada dari Malang dan Surabaya untuk fokus mengisi stok di wilayah yang terdampak. Emil berharap masyarakat dapat berkoordinasi dan berkomitmen untuk membatasi pembelian demi menghindari kelangkaan yang lebih besar.

“Saya berusaha menjelaskan kepada warga yang mengantre dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Alhamdulillah, mayoritas warga memahami situasi ini, meski ada yang mengira saya datang untuk membagikan BBM gratis,” tutur Emil.

Kondisi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat Jawa Timur, terutama di tengah dinamika perbaikan infrastruktur. Masyarakat perlu bersikap sabar dan bijaksana dalam menghadapi situasi ini. Langkah-langkah dari pemerintah dan Pertamina menunjukkan upaya untuk menjaga kestabilan pasokan BBM demi kesejahteraan masyarakat di wilayah terdampak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *