Surabaya – Setiap bulan Agustus, semangat kemerdekaan menyebar di seluruh pelosok Indonesia, dan masyarakat dari berbagai latar belakang berpartisipasi dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia. Beragam lomba diadakan di lingkungan rumah, sekolah, hingga kantor untuk merayakan momen bersejarah ini dengan cara yang penuh kebahagiaan.
Salah satu cara unik merayakan Agustusan adalah dengan memperkenalkan permainan tradisional yang kaya akan nilai kebersamaan dan budaya. Di Jawa Timur, permainan rakyat tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga medium untuk melestarikan budaya lokal. DetikJatim merangkum beberapa ide lomba yang dapat diadaptasi dari permainan tradisional daerah ini, sehingga masyarakat dapat merasakan esensi kemerdekaan sekaligus menjunjung tinggi warisan budaya.
Mengawali perayaan, ide lomba “Cublak-cublak Suweng” bisa menjadi pilihan. Dalam permainan ini, peserta dibagi menjadi kelompok. Satu anak berbaring tengkurap, sementara lainnya duduk melingkar dan menyembunyikan biji atau kerikil dari tangan ke tangan. Permainan yang diiringi lagu tradisional Jawa ini tidak hanya meriah, tetapi juga mendorong keakraban antar pemain.
Selanjutnya, lomba “Karapan Sapi Mini” menawarkan versi sederhana dari lomba pacuan sapi khas Madura. Dengan menggunakan replika mainan sapi, anak-anak dapat berpartisipasi dalam perlombaan yang mendidik sekaligus memperkenalkan budaya Madura kepada generasi penerus.
Permainan “Nekeran” yang menggunakan kelereng dapat melatih ketangkasan sekaligus menciptakan semangat kompetisi yang sehat. Sementara itu, “Bentengan” mengajak dua tim berlomba dengan strategi dan cepat, di mana mereka harus menyentuh “benteng” lawan sambil menghindar dari sentuhan.
Tak kalah seru, “Jamuran” mengombinasikan kebersamaan dan hiburan saat pemain menyanyi sambil berputar, lalu meniru bentuk jamur saat lagu berhenti. “Lompat Karet” menjadi favorit anak perempuan dengan tantangan melompat melalui tali yang semakin tinggi.
“Patil Lele” atau Gatrik menantang pemain untuk memukul batang kayu sambil melatih koordinasi, dan “Engklek” mengajak anak-anak melompat di atas kotak yang digambar di tanah. Dalam “Gobak Sodor”, dua tim bersaing untuk melewati garis tanpa tersentuh, sedangkan “Congklak” melatih perhitungan dan strategi melalui permainan biji-bijian.
Ongsrotan, permainan asli Gresik, menjadi alternatif menarik yang biasa dipadukan dengan suasana malam bulan purnama. Permainan ini menonjolkan kesederhanaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pemainnya.
Melalui lomba-lomba ini, masyarakat tidak hanya merayakan HUT RI, tetapi juga memperkenalkan anak-anak pada kekayaan budaya lokal. Setiap permainan membawa pesan nilai-nilai seperti kerja sama, sportivitas, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebagai bagian dari bangsa yang merdeka, pelestarian budaya melalui permainan tradisional ini menjadi langkah penting untuk membangun identitas dan karakter generasi muda yang mencintai tanah air. Dengan semangat kemerdekaan yang kian menggelora, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan merayakan warisan budaya bangsa.