Antrean Panjang di SPBU Krikilan, Stok BBM Habis dan Warga Kecewa

oleh -14 Dilihat
Antrian pengendara roda 2 untuk mendapatkan bbm di spbu krikilan 1753845200139 169.jpeg

Antrean Panjang dan Kelangkaan BBM di Banyuwangi: Panggilan untuk Tindakan Pemerintah

Banyuwangi – Antrean panjang pengendara di SPBU Dusun Krikilan, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam mengakses bahan bakar minyak (BBM). Mayoritas pengendara mengantre untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite dan Pertamax, namun banyak di antara mereka yang pulang kecewa karena stok BBM habis.

Salah satu pengendara, Bondan, mengalami kekecewaan setelah menunggu hampir satu jam hanya untuk mengetahui bahwa langsung BBM tidak tersedia. “Saya pindah dari SPBU lain, tapi di sini juga kehabisan,” ungkapnya. Hal ini mencerminkan masalah yang lebih besar, yaitu kelangkaan BBM yang merepotkan masyarakat.

Bondan juga mencatat bahwa banyak pengendara yang berasal dari luar daerah, khususnya Kabupaten Jember, datang ke SPBU ini untuk mendapatkan BBM. “Ini jadi sulit bagi kami. Pemerintah seharusnya segera turun tangan untuk menangani masalah ini,” tegasnya. Harapan masyarakat agar pemerintah segera hadir dalam situasi sulit ini semakin mendesak, terutama mengingat kondisi sosial dan ekonomi yang tengah dihadapi banyak orang.

Agus Faisal, penanggung jawab SPBU Krikilan, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya kehabisan stok dan belum ada kiriman baru. “Kami sudah memesan, tapi ada keterlambatan akibat kondisi lalu lintas yang macet di Ketapang,” ujarnya. Agus menyampaikan telah mengajukan permintaan pasokan ke Pertamina, namun belum ada kepastian kapan pengiriman akan tiba.

Ia mengungkapkan jumlah permintaan yang diajukan, yakni Pertalite 32 KL, Pertamax 8 KL, dan Bio Solar 8 KL. Namun, Agus mengakui adanya pengurangan jatah pengiriman dari Pertamina dengan alasan pemerataan distribusi di area Jember, Bondowoso, dan Situbondo. Ini menjadi masalah tambahan karena SPBU Krikilan hanya menerima jatah Pertalite dan Pertamax masing-masing 8 KL.

Kondisi serupa juga dialami oleh tujuh SPBU lain di Banyuwangi, termasuk SPBU Genteng, Genteng Wetan, dan Curahtangi, yang juga mengalami kekosongan BBM. Fenomena ini tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan, tetapi juga berimplikasi pada perekonomian lokal. Masyarakat yang bergantung pada kendaraan bermotor, terutama di pedesaan, terpaksa mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan meningkatnya kebutuhan dan keterbatasan pasokan, masyarakat berharap pemerintah dapat segera mencari solusi untuk masalah ini. Distribusi yang merata dan kebijakan yang lebih responsif adalah keharusan untuk memastikan ketersediaan BBM di seluruh wilayah.

Krisis BBM ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga menyoroti perlunya sistem yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya bagi masyarakat. Bagi masyarakat di Banyuwangi dan sekitarnya, akses terhadap BBM adalah hal yang sangat vital dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Keberadaan pemerintah dalam menangani masalah ini menjadi harapan utama agar kelangkaan seperti ini tidak terulang di masa mendatang.

Menghadapi situasi ini, Bondan dan warga lainnya dapat berharap bahwa tindakan yang cepat dan tepat dari pemerintah akan memastikan kelancaran pasokan BBM ke SPBU demi kesejahteraan masyarakat yang semakin mendesak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *