Rektor UB: Pendidikan Vokasi Kunci Industrialisasi Nasional

oleh -8 Dilihat
Rektor ub prof widodo 1753854267372 169.jpeg

Pendidikan Vokasi Jadi Kunci Pengembangan Industri Nasional, Kata Rektor Universitas Brawijaya

Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Dr. Widodo, menegaskan bahwa penguatan pendidikan vokasi dan industrialisasi harus menjadi prioritas dalam pembangunan nasional untuk menghadapi tantangan zaman. Dalam pernyatannya di kampus UB, Prof. Widodo mengungkapkan harapannya agar dana besar yang dikelola oleh Danantara dapat diinvestasikan untuk membangun ekosistem industri yang lebih solid di Indonesia.

Menurut Widodo, langkah ini penting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang handal. Ia menilai bahwa pendidikan vokasi, yang lebih terfokus pada pengembangan keterampilan praktis, harus mendapatkan perhatian yang lebih besar. “Selama ini, pendidikan vokasi sering dianggap sebagai pilihan kedua setelah pendidikan akademik. Padahal, jika kita ingin membangun industri yang kuat, pendidikan vokasi sangat diperlukan karena lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya pada Rabu (30/7/2025).

Dalam konteks global yang semakin kompetitif, keberadaan ekosistem pendukung menjadi faktor krusial dalam proses industrialisasi. Prof. Widodo menjelaskan bahwa tanpa dukungan bahan baku, regulasi yang ramah investasi, dan riset yang terintegrasi, usaha untuk mengembangkan industri akan terhambat. “Dana yang dikelola oleh Danantara seharusnya digunakan untuk membangun ekosistem industri nasional yang terkoordinasi, bukan sekadar mendirikan universitas baru. Kita sudah memiliki banyak sumber daya manusia dan universitas, namun ekosistem penelitian industri yang kuat masih kurang,” terangnya.

Prof. Widodo juga memberikan kritik terhadap sikap beberapa pihak, termasuk Danantara, yang lebih memilih untuk menjalin kerja sama dengan universitas luar negeri ketimbang dengan institusi dalam negeri. “Jika kita terus-menerus menggandeng kampus luar, kapan SDM kita bisa berkembang? Apakah universitas-universitas kita seperti ITB, UI, UGM, IPB, dan UB dianggap tidak bagus? Itu hanya akan memutuskan hubungan antara industri dan dunia pendidikan kita,” tegasnya.

Menyusul pemikiran tersebut, Prof. Widodo mendorong segera disusunnya roadmap industrialisasi Indonesia. Ia berpendapat bahwa perguruan tinggi harus dilibatkan sebagai mitra strategis dalam penyediaan sumber daya dan penelitian teknologi. “Danantara harus membuat roadmap yang jelas mengenai kebutuhan SDM di industri. Dengan adanya blueprint ini, universitas dapat menyusun program pendidikan yang relevan. Jika tidak, kita akan terus mengalami missed link, dan pendidikan kita akan tertinggal dari perkembangan industri global,” pungkasnya.

Langkah ini sangat relevan dalam konteks sosial-politik Indonesia, di mana pengangguran menjadi tantangan serius. Dengan mendorong pendidikan vokasi dan menciptakan keterhubungan antara dunia usaha dan pendidikan, diharapkan dapat membuka peluang kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Masyarakat tentunya berharap bahwa langkah strategis ini bisa membawa dampak positif tidak hanya bagi sektor industri, tetapi juga untuk kesejahteraan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup di Indonesia.

Ketika Indonesia memasuki era baru yang semakin ditentukan oleh keahlian dan keterampilan, pendapat Prof. Widodo menjadi tanda bahwa pengembangan pendidikan vokasi dan industrialisasi harus menjadi agenda utama, bukan hanya untuk kebutuhan industri, tetapi juga untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *