Dinsos Malang Tingkatkan Kesadaran Keluarga untuk Cegah Kekerasan terhadap Anak

oleh -13 Dilihat
1000663413.jpg

Dinas Sosial Malang Perkuat Perlindungan Anak melalui Pola Asuh Keluarga

Kota Malang, Jawa Timur – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang mengintensifkan upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap anak dengan mengedukasi orang tua mengenai pentingnya pola asuh yang tepat. Inisiatif ini bertujuan untuk menekan angka kekerasan yang belakangan semakin meningkat di wilayah tersebut.

Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menjelaskan bahwa setiap keluarga memiliki cara pengasuhan yang berbeda. Ia menekankan pentingnya memahami bahwa pola asuh yang sehat akan membantu mencegah tindakan kekerasan dalam keluarga. “Jangan menyalahkan orang tua lain sebelum memahami apa yang mereka jalani. Penting untuk memastikan bahwa pola asuh yang diterapkan adalah yang terbaik bagi anak,” ungkap Donny, Kamis (31/7).

Menurut Donny, ketidakpahaman akan pola asuh yang baik dapat memicu tindakan kekerasan, yang sering kali dilakukan oleh orang terdekat, baik itu kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) maupun kekerasan seksual. Penekanan pada perlunya edukasi ini menjadi penting, mengingat pelaku kekerasan yang paling banyak ditemukan adalah orang yang dekat dengan anak.

Dinas Sosial juga menyasar anak-anak dengan memberikan pemahaman tentang jenis-jenis kekerasan, batasan dalam pergaulan, dan pentingnya edukasi seksual. Melalui program ini, Dinsos berharap setiap anak di Kota Malang dapat mengenali ancaman dan berani melapor jika mengalami kekerasan. “Kami ingin menciptakan generasi yang peka dan berdaya,” jelas Donny.

Kondisi kekerasan seksual di Kota Malang menunjukkan angka yang mencemaskan, dengan 93 kasus yang dilaporkan hingga semester pertama tahun 2025. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, yang hanya mencatat sekitar 50-70 kasus. Peningkatan ini, menurut Donny, sekaligus menunjukkan pertumbuhan kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan.

“Ini adalah fenomena gunung es. Masyarakat kini lebih berani untuk bicara dan melaporkan kejadian yang menimpa mereka,” tambahnya. Kenaikan angka kasus tidak semata-mata mencerminkan adanya lebih banyak kekerasan, tetapi juga mencerminkan keinginan masyarakat untuk tidak tinggal diam.

Dinas Sosial sudah melakukan pendekatan terbuka kepada publik, mendorong keluarga untuk membangun komunikasi yang sehat. Hal ini diperlukan agar para orang tua memahami tanggung jawab besar dalam memberikan lingkungan yang aman bagi anak-anak mereka. Mengedukasi orang tua bukan hanya untuk mencegah kekerasan, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif di masyarakat.

Melihat adanya peningkatan kasus kekerasan ini, Dinas Sosial berencana untuk melanjutkan program edukasi dan pelatihan bagi orang tua dan anak-anak. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan bisa tercipta generasi yang lebih sadar akan hak-hak mereka dan cara menjaga diri dari berbagai ancaman.

Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak, serta mendukung terciptanya kesadaran masyarakat yang lebih tinggi terhadap isu kekerasan. Dalam jangka panjang, diharapkan masyarakat Kota Malang dapat bersama-sama menciptakan ruang aman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *