Koperasi dan UMKM sebagai Mesin Penggerak Ekonomi Jawa Timur
Surabaya – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan peran penting koperasi serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendorong transformasi ekonomi di wilayahnya. Dalam pembukaan Koperasi dan UMKM (K-UKM) Expo ke-12 yang berlangsung di Atrium Royal Plaza, Adhy menggarisbawahi bahwa “UMKM yang naik kelas bukan sekadar jargon, melainkan misi strategis.” Ini menunjukkan bahwa kebangkitan UMKM menjadi kunci untuk menjadikan Jawa Timur sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan fokus pada transformasi digital, Adhy menyatakan, “transformasi digital adalah keharusan.” Hal ini penting untuk mendorong UMKM agar bisa bersaing tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga global. “Jawa Timur memiliki sumber daya, jaringan, dan infrastruktur untuk mendukung lompatan ini,” tambahnya, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap peningkatan kapasitas UMKM.
Tema K-UKM Expo 2025, ‘Gebyar Bangga Beli Produk Indonesia dan Transformasi Digital UMKM’, pun dipandangnya sangat strategis. Expo ini menjadi ajang bagi pelaku bisnis kecil untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam berinovasi dan bersaing. Adhy mengajak masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup membeli produk lokal, yang dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian rakyat.
Program-program akseleratif telah diinisiasi oleh Pemprov Jawa Timur untuk mendukung UMKM, termasuk pelatihan sumber daya manusia, kemudahan akses pembiayaan, dan penguatan digitalisasi. Adhy menekankan bahwa semua langkah ini dirancang agar UMKM tidak hanya bertahan dalam situasi sulit, tetapi juga mampu tumbuh dan bersaing di pasar yang lebih luas.
Dalam konteks nasional, posisi Jawa Timur sebagai hub logistik dan industri di kawasan timur Indonesia semakin diperkuat. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di triwulan I 2025 yang mencapai 5% (year-on-year) dengan PDRB sebesar Rp819,30 triliun menjadi indikasi positif bagi masyarakat dan pelaku usaha.
“UMKM yang kuat akan memperkokoh posisi Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara. Ini bukan hanya slogan, tetapi merupakan arah kebijakan kita. Lebih dari 60% kontribusi PDRB berasal dari sektor UMKM,” ungkapnya. Hal ini memberikan harapan bahwa masa depan ekonomi Jawa Timur sangat bergantung pada keberhasilan UMKM.
Kota Mojokerto, yang tampil sebagai City of Charm di K-UKM Expo kali ini, mengusung semangat “Spirit of Majapahit.” Adhy menjelaskan bahwa kehadiran Mojokerto menegaskan kekuatan sejarah dan budaya lokal sebagai pilar ekonomi kreatif di Jawa Timur.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan UMKM, Adhy menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, perbankan, akademisi, dan masyarakat. “Kalau UMKM ingin tumbuh, kita semua harus ikut mendorong dari berbagai sisi,” katanya.
Keseluruhan inisiatif ini diharapkan dapat menjadikan K-UKM Expo 2025 sebagai titik awal bagi kolaborasi dan inovasi, di mana pelaku usaha tangguh dapat muncul dari forum ini. “Mari kita buktikan bahwa dari Jawa Timur, produk lokal bisa menginspirasi dunia,” tutupnya.
Arah kebijakan dan dukungan pemerintah yang kuat diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga masyarakat dan pelaku UMKM di Jawa Timur dapat merasakan manfaat langsung dari pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.