Hari Pertama Masuk Asrama SR Ponorogo Dipenuhi Tangis Haru Siswa dan Orang Tua

oleh -9 Dilihat
Img 20250801 wa0028 1.jpg

Hari Pertama Siswa Sekolah Rakyat Ponorogo: Kisah Haru dan Harapan Baru

Ponorogo, Jawa Timur – Hari pertama masuk asrama Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, diwarnai dengan momen haru yang menyentuh hati. Ratusan siswa dari SD hingga SMA menangis saat berpamitan dengan orang tua mereka, menciptakan suasana emosional yang tak terlupakan pada hari Jumat kemarin.

Sebanyak 119 siswa kini menghuni Asrama SR Ponorogo sebagai bagian dari program pendidikan berbasis asrama. Momen perpisahan yang menyentuh ini terlihat jelas ketika peserta didik, terutama anak-anak yang baru masuk jenjang SD, mengekspresikan rasa sedihnya dengan memeluk erat orang tua mereka. Beberapa di antaranya bahkan menangis histeris, menolak untuk berpisah dan berharap orang tua tetap menemani mereka di lingkungan sekolah.

Elis Setiawati, salah satu wali murid, mengungkapkan perasaannya saat mengantar adiknya ke asrama. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia berkata, “Di rumah kan belum bisa mandiri, ini dilatih mandiri. Baru kali ini lepas dari orang tua.” Meskipun berat untuk berpisah, ia bersyukur adiknya akhirnya bisa kembali bersekolah setelah sempat terputus karena keterbatasan biaya. “Harapannya jadi lebih mandiri, dewasa, dan punya masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Kepala Sekolah Rakyat Ponorogo, Devit Tri Candrawati, menjelaskan bahwa pihaknya memahami beban psikologis yang dirasakan siswa, terutama bagi yang baru masuk SD. Oleh karena itu, pendekatan personal dan pendampingan emosional akan diutamakan dalam beberapa hari pertama. “Kami akan coba mengambil hati anak-anak dulu. Ini jadi tantangan besar, apalagi bagi siswa SD. Kami ingin mereka menganggap asrama ini sebagai rumah kedua,” ucap Devit.

Sebagai langkah awal untuk mengurangi rasa cemas siswa, sekolah memberikan kelonggaran kunjungan bagi orang tua siswa SD. Orang tua diizinkan menjenguk setiap hari pada pukul 13.30 WIB hingga 16.00 WIB, sedangkan untuk siswa SMP dan SMA, kunjungan dibatasi hanya satu kali dalam seminggu. Manajemen ini diharapkan dapat membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di asrama.

Siswa yang tinggal di asrama tahun ini terdiri dari 21 siswa SD, 48 siswa SMP, dan 50 siswa SMA. Mereka akan menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dan proses adaptasi selama dua pekan sebelum kegiatan belajar reguler dimulai. Kegiatan ini dirancang untuk membantu siswa beradaptasi dengan suasana asrama dan meningkatkan rasa kebersamaan di antara mereka.

Kehadiran Asrama SR Ponorogo memberikan harapan baru bagi siswa, terutama bagi mereka yang sebelumnya terhambat oleh faktor keuangan. Program ini tidak hanya sekadar memberi akses pendidikan, tetapi juga membangun kemandirian dan keterampilan sosial siswa, yang sangat penting untuk masa depan mereka.

Dengan semangat dan harapan yang tinggi, para siswa diharapkan dapat menjalani pendidikan di asrama ini dengan baik, menjadikannya sebagai langkah awal untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi. Inisiatif ini juga mencerminkan kebutuhan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *