Meilysa/Rachel Tersisih di Semifinal Macau Open 2025, Target Masih Terjaga untuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) – Ganda putri Indonesia, Meilysa Trias Puspitasari dan Rachel Allessya Rose, harus mengakui keunggulan pasangan Taiwan Hsieh Pei Shan dan Hung En-Tzu di semifinal BWF World Tour Super 300 Macau Open 2025. Laga yang berlangsung di Macau East Asian Games Dome pada Sabtu, 1 Mei 2025, berakhir dengan skor 19-21, 21-18, 17-21 setelah bertanding selama 1 jam 14 menit.
Melihat dari performa kedua pasangan, Meilysa dan Rachel menunjukkan semangat yang tinggi. Di gim pertama, meskipun sempat unggul 18-16, mereka tidak mampu menjaga momentum. Hsieh dan Hung berhasil membalikkan keadaan dengan mencetak lima poin berturut-turut, menuntaskan gim pertama dengan kemenangan.
Memasuki gim kedua, pasangan Indonesia bangkit dengan permainan agresif. Mereka membuka poin dengan keunggulan 4-0 dan tetap memimpin di interval 11-10. Perlawanan sengit terjadi hingga skor 16-16, tetapi Meilysa dan Rachel menunjukkan ketenangan, akhirnya meraih gim kedua dan membawa permainan ke rubber game dengan skor 21-18.
Namun, di gim penentu, setelah sempat unggul 5-1, mereka kembali kesulitan ketika pasangan Taiwan mengejar ketertinggalan. Pertandingan berlangsung ketat hingga skor imbang 17-17, tetapi Hsieh dan Hung berhasil menyegel kemenangan dengan mencetak empat poin terakhir.
Meski langkah Meilysa dan Rachel terhenti, Indonesia masih memiliki harapan di turnamen ini. Tiga wakil lain dari Indonesia masih berjuang untuk meraih tiket ke final di hari yang sama. Mereka adalah tunggal putra Alwi Farhan yang akan melawan unggulan India, Lakshya Sen, ganda campuran Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah kontra pasangan Malaysia Jimmy Wong/Lai Pei Jing, serta ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang menghadapi pasangan Taiwan, Lee Fang-Chih/Lee Fang-Jen.
Penghentian langkah Meilysa dan Rachel di semifinal tentunya juga menjadi sorotan bagi masyarakat. Semangat juang mereka patut diapresiasi, meski hasil tidak sesuai harapan. Sebagai negara dengan tradisi bulutangkis yang kuat, Indonesia memiliki ekspektasi tinggi terhadap tiap penampilannya di turnamen internasional.
Masyarakat Indonesia tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses yang dilalui oleh para atlet muda ini. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan talenta seperti Meilysa dan Rachel dapat tampil lebih baik di kesempatan berikutnya. Kegagalan ini juga menjadi pelajaran berharga untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen mendatang.
Kekurangan dalam pertandingan ini harus menjadi bahan evaluasi bagi mereka dan tim pelatih. Ke depan, peningkatan di sektor mental dan strategi permainan akan sangat dibutuhkan untuk menghadapi lawan-lawan yang semakin kompetitif. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah juga menjadi penting untuk terus mengembangkan olahraga bulutangkis di Indonesia, agar bisa menjadikan para atlet unggul dan mampu tampil di level dunia.
Dengan semangat, diharapkan para atlet Indonesia tidak hanya berhenti di semifinal, tetapi terus berjuang untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Keterhentian Meilysa dan Rachel di semifinal adalah bagian dari perjalanan panjang, dan harapan tetap ada untuk mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa di ajang-ajang mendatang.