Jakarta – Tiga klub baru, Bhayangkara Presisi Lampung, PSIM Yogyakarta, dan Persijap Jepara, siap tampil di Super League Indonesia mendatang. Ketiga tim ini memiliki latar belakang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama: bertahan di kompetisi tertinggi.
Bhayangkara menjadi tim dengan pengalaman terbanyak, kembali ke Super League setelah terdegradasi musim lalu. Sementara, Persijap dan PSIM absen cukup lama—Persijap selama 11 tahun, dan PSIM sudah 18 tahun tidak berkompetisi di level ini. Bhayangkara tampak lebih siap dengan sejumlah rekrutan pemain langganan Timnas Indonesia seperti Muhammad Ferarri dan Firza Andika, ditambah 10 pemain asing berkualitas.
Pelatih Bhayangkara, Paul Munster, optimis dengan target tinggi. “Kami menargetkan finis di lima besar. Jika bisa masuk tiga besar, itu bonus,” ungkap COO Bhayangkara, Sumardji. Bhayangkara akan berhomebase di Stadion Sumpah Pemuda, Lampung, yang telah memenuhi standar I.League.
Berbeda dengan Bhayangkara, Persijap tidak melakukan banyak perubahan mendalam dalam skuadnya. Hanya merekrut beberapa pemain berpengalaman seperti Wahyudi Hamisi dan David Laly. Persijap juga menunjukkan pendekatan realistis dalam menyambut liga ini, dengan target bisa bertahan di Super League. “Kami tidak ingin muluk-muluk, fokus ke konsistensi,” kata Manajer Operasional Persijap, Egat Sacawijaya.
PSIM, di sisi lain, berusaha untuk menunjukkan ambisi dengan membawa beberapa pemain berpengalaman seperti Andy Setyo dan Jose Pedro. Pelatih Jean-Paul van Gastel menyatakan perlunya perbaikan tim sebelum cepat beradaptasi dengan kompetisi.
Super League akan dimulai pada 8 Agustus, menampilkan laga pembuka antara Bhayangkara melawan Borneo FC, diikuti Persebaya versus PSIM, dan PSM Makassar melawan Persijap. Ketiga laga ini akan menjadi penentu kesiapan masing-masing klub promosi dalam meraih prestasi.