Bayi Laki-Laki Ditemukan Terkubur di Tulungagung, Ibu Masih Diperiksa Polisi

oleh -4 Dilihat
Mayat bayi di tulungagung 1754182679005 169.jpeg

Penemuan Mayat Bayi di Tulungagung: Sorotan Terhadap Kondisi Sosial

Tulungagung – Sebuah peristiwa tragis yang menimpa masyarakat Tulungagung terungkap setelah ditemukannya mayat bayi laki-laki yang diduga dikubur oleh ibunya sendiri di samping rumah mereka di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu. Kasus ini menarik perhatian publik dan memicu berbagai pertanyaan mengenai kondisi sosial dan kesehatan masyarakat.

Kapolsek Boyolangu, AKP Tarmadi, menjelaskan bahwa peristiwa ini terungkap saat seorang warga curiga dengan bau menyengat dari sebuah gundukan tanah baru di dekat rumah MA (23). Kecenderungan ini diperkuat oleh kondisi fisik MA yang diperhatikan warga, di mana perutnya yang sebelumnya besar tiba-tiba kempes. “Setelah menerima laporan, kami langsung menindaklanjuti ke lokasi kejadian,” ujar Tarmadi pada Minggu (3/8/2025).

Berdasarkan penyelidikan, MA mengaku telah melahirkan bayi tersebut di rumahnya tanpa bantuan tenaga medis pada Selasa (29/7/2025). Melahirkan seorang diri, MA pingsan setelah proses melahirkan dan saat siuman mendapati bayinya sudah meninggal dunia. Bayi tersebut kemudian dikubur di samping rumah pada Rabu malam. Penemuan ini menyoroti isu penting mengenai kesehatan ibu dan bayi, serta bisa jadi mengindikasikan adanya masalah dalam akses layanan kesehatan di daerah tersebut.

Sabtu malam, pihak kepolisian melakukan pembongkaran kubur bayi untuk autopsi, yang dipimpin oleh tim Inafis Polres Tulungagung dan dokter dari RSUD dr Iskak. MA sendiri saat ini sedang dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis pascamelahirkan. Penanganan kesehatan yang cepat dan perhatian dari pihak medis diharapkan dapat membantu MA yang diperkirakan berjuang sendiri dalam situasi yang sulit ini.

Kapolsek Tarmadi menyebutkan bahwa Tim kepolisian masih menunggu hasil autopsi untuk menentukan penyebab kematian bayi tersebut. “Apakah bayi ini mati sebelum dikubur atau ada indikasi kekerasan, kita tunggu hasil autopsinya,” tutur Tarmadi. Hal ini menunjukkan upaya pihak kepolisian untuk menjamin keadilan serta menjaga transparansi dalam penanganan kasus ini.

Dari sudut pandang lokal, kejadian ini membuka ruang diskusi mengenai peran masyarakat dalam mengawasi kondisi sosial di sekitar mereka. MA diketahui tinggal sendiri tanpa suami dan mengandalkan pekerjaan sehari-hari sebagai penjual es di sekitar Kantor Desa Junjung. Ketidakstabilan ekonomi dan kurangnya dukungan sosial bisa jadi merupakan faktor penyebab yang membuatnya terpaksa mengambil langkah drastis.

Kejadian ini juga menciptakan kesadaran akan pentingnya akses kesehatan yang lebih baik, terutama bagi perempuan hamil dan melahirkan. Pendidikan dan bantuan sosial yang lebih kuat serta dukungan dari komunitas adalah langkah penting dalam mencegah tragedi serupa terjadi di masa mendatang.

Sebagai masyarakat, kita diharapkan lebih peka terhadap kondisi di sekitar, serta mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang kesehatan reproduksi. Hanya melalui kolaborasi, perhatian, dan dukungan kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua warga.

(dpe/abq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *