Probolinggo Kehilangan Sosok Pemersatu: Duka Mendalam atas Wafatnya Marsma TNI Fajar Adriyanto
Kota Probolinggo berduka. Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, yang dikenal sebagai sosok pemersatu dan humoris, meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat saat menjalani misi latihan di Ciampea, Bogor, pada Minggu (3/8) pagi. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Kelurahan Kademangan, di mana sanak saudara dan warga setempat berbondong-bondong memberikan penghormatan terakhir.
Keluarga almarhum dengan cepat menggelar doa tahlil sebagai penghormatan bagi Fajar, yang rencananya akan dimakamkan berdampingan dengan makam ayahnya di Jalan Bengawan Solo, Kecamatan Kademangan. Suasana duka di rumah duka sangat terasa, di mana personel dari Kodim 0820/Probolinggo telah bersiaga untuk mempersiapkan prosesi penyambutan jenazah.
Marsma Fajar adalah salah satu korban dari insiden jatuhnya pesawat latih sipil jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 yang hilang kontak setelah lepas landas. Kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 09.19 WIB, saat pesawat tersebut menjalani pelatihan untuk Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Fajar, yang berusia 56 tahun, sempat dilarikan ke RSAU dr. Hasan Toto, tetapi sayangnya dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat perawatan.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak. Dalam pernyataannya, keluarga merasa sangat kehilangan, terutama karena Fajar dikenal sebagai sosok yang hangat dan dekat dengan keluarga. “Dia adalah figur pemersatu dalam keluarga,” ungkap Suwarjono, paman almarhum. “Terakhir kami bertemu pada Mei lalu, setelah itu hanya bisa berbincang lewat telepon.”
Probolinggo, sebagai kampung halaman keluarga, menjadi saksi perjalanan hidup Fajar yang didedikasikan untuk melayani bangsa. Ayahnya juga merupakan purnawirawan TNI, dan Fajar rencananya akan dimakamkan di samping pusara sang ayah. “Ingin sekali kami memberikan penghormatan terakhir di tempat yang tepat, di samping ayahnya,” tambah Suwarjono.
Kepedihan yang dirasakan tidak hanya oleh keluarga, tetapi juga oleh masyarakat sekitar. Warga mulai berdatangan sejak Minggu malam, membersihkan dan menyiapkan tempat pemakaman Fajar. Ini menunjukkan rasa solidaritas dan persatuan yang mendalam di dalam komunitas yang memandang almarhum sebagai teladan.
Rencana pemakaman akan dilakukan dengan pengiringan para pelayat. Jenazah akan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Abdul Rahman Saleh pada Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIB, dan diperkirakan tiba di Probolinggo sekitar pukul 09.00 WIB.
Kecelakaan yang merenggut nyawa seorang perwira tinggi ini tentu meninggalkan duka yang mendalam di hati masyarakat, terutama dalam konteks dunia penerbangan dan keselamatan. Di tengah kesedihan ini, masyarakat berharap kejadian serupa tak terulang dan menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di tanah air.
Melalui kejadian ini, kita diingatkan akan pentingnya keluarga, persatuan, dan rasa kebersamaan sebagai pondasi kuat dalam menghadapi kesedihan. Marsma Fajar Adriyanto akan dikenang sebagai pribadi yang tidak hanya melayani negara, tetapi juga mencintai keluarga dan komunitasnya. Kehilangannya adalah kehilangan bagi semua.
(ahl/hil)