Marsma Fajar ‘Red Wolf’ Gugur Dalam Kecelakaan Pesawat di Bogor

oleh -3 Dilihat
Marsma fajar adriyanto 169.jpeg

Mengenang Marsma Fajar ‘Red Wolf’ yang Gugur dalam Kecelakaan Pesawat di Bogor

Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma TNI Fajar Adriyanto, mengalami kecelakaan fatal pesawat latih di Ciampea, Bogor, pada Minggu (3/8/2025). Dalam insiden tersebut, Marsma Fajar, yang dikenal sebagai penerbang tempur dengan panggilan ‘Red Wolf’, meninggal dunia sementara kopilotnya, Roni, mengalami luka berat dan mendapatkan perawatan medis.

Pesawat yang terlibat, Microlight Fixedwing Quicksilver GT500, terbang dari Lanud Atang Sendjaja untuk misi latihan penerbangan olahraga. Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan ditemukan terjatuh di sekitar tempat pemakaman umum (TPU) Astana. Kadispen AU Marsekal Pertama I Nyoman Suadnyana mengatakan, penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan.

Keberangkatan pesawat berlangsung sesuai prosedur, dan kondisi pesawat dinyatakan baik sebelum lepas landas. Marsma Fajar, alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1992, memulai kariernya sebagai pilot F-16 di Sekadron Udara 3 dan pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan TNI AU Manuhua pada 2017 serta sebagai Kadispen AU pada 2019-2020.

Sosok yang Akan Dikenang

Marsma Fajar dikenal tidak hanya sebagai pilot yang handal, tetapi juga sebagai sosok yang riang dan humanis. Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Tedi Rizalihadi mengenang Fajar sebagai pribadi yang selalu ceria dan aktif dalam kegiatan olahraga dirgantara, termasuk membina komunitas penerbangan di bawah naungan Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI).

“Duka ini sangat mendalam bagi keluarga besar TNI AU. Kehilangan Marsma Fajar adalah kehilangan seorang putra terbaik bangsa,” ungkap Tedi. Ia pun mendoakan agar Fajar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto juga melayat ke rumah duka, mengenang setiap momen kebersamaan dengan Fajar baik dalam karier maupun pendidikan. “Beliau selalu membawa senyum. Kita sangat kehilangan sosok yang selalu membawa keceriaan,” ujarnya.

Refleksi dan Implikasi untuk Masyarakat

Kecelakaan ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat mengenai keselamatan penerbangan, khususnya dalam kegiatan penerbangan olahraga yang semakin populer di Indonesia. Kemandirian FASI dalam mengembangkan olahraga dirgantara perlu diimbangi dengan aspek keselamatan yang lebih ketat.

Setiap insiden seperti ini mengingatkan kita akan risiko yang dihadapi para penerbang sehari-hari. Kejadian tragis ini harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya prosedur keselamatan dalam berbagai kegiatan, termasuk penerbangan.

Ellannya, Marsma Fajar akan dikenang bukan hanya sebagai penerbang berprestasi, tetapi juga sebagai sosok yang membangun rasa persaudaraan di kalangan komunitas penerbangan. Masyarakat berharap agar kenangan dan semangat yang ditinggalkan Fajar dapat menginspirasi generasi penerus dalam menggapai cita-cita di dunia kedirgantaraan.

Dengan tragedi ini, sudah saatnya kita berupaya lebih keras untuk mencegah insiden serupa dan melindungi mereka yang berkontribusi dalam pengembangan dirgantara Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *