Pengelolaan Sampah: Pembangunan Tata Kelola untuk Masa Depan yang Lebih Bersih
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendorong pemerintah daerah untuk menyusun ulang strategi pengelolaan sampah demi memastikan hanya residu yang dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Langkah ini menjadi syarat utama untuk meraih Penghargaan Adipura Kencana, sebuah pengakuan prestisius bagi daerah yang berhasil mengelola lingkungan dengan baik.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dalam arahannya kepada kepala daerah dan Dinas Lingkungan Hidup. Saat ini, pengelolaan sampah nasional baru mencapai sekitar 10 persen, angka yang masih jauh dari target seratus persen pada tahun 2029.
“Pengelolaan sampah seharusnya dituntaskan di tingkat hulu. Kita harus membangun TPA yang hanya menerima residu, menggunakan sistem sanitary landfill. Oleh karena itu, semua tahap dari hulu harus diperbaiki,” jelas Hanif. Ia menegaskan bahwa tanpa pengelolaan yang baik dari hulu, sistem TPA yang efisien tidak akan tercapai.
KLH juga menyatakan bahwa TPA yang menerapkan sanitary landfill, hanya untuk residu, akan menjadi syarat untuk mendapatkan Penghargaan Adipura Kencana. Kriteria ini bertujuan untuk mendorong transisi serius dari praktik open dumping menuju pengelolaan yang lebih bertanggung jawab.
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2023, Indonesia menghasilkan sekitar 56,63 juta ton sampah, dengan lebih dari 60 persen di antaranya tidak terkelola. Banyak sampah yang masih dibuang dengan cara open dumping dan berdampak negatif terhadap lingkungan.
Masyarakat Indonesia kini semakin menyadari pentingnya lingkungan yang bersih. Dengan adanya dorongan dari KLH ini, diharapkan setiap daerah dapat lebih proaktif dalam mengelola sampah, sehingga tidak hanya mematuhi regulasi tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
Penilaian untuk Penghargaan Adipura dapat berfungsi sebagai motivator bagi daerah untuk berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah yang lebih modern. Masyarakat pun diharapkan terlibat aktif, mulai dari pengurangan penggunaan plastik sekali pakai hingga partisipasi dalam program daur ulang.
Melihat konteks sosial-politik Indonesia, langkah ini sangat relevan dengan isu perubahan iklim dan kualitas hidup yang semakin menjadi sorotan. Sebagai salah satu negara dengan penduduk terpadat, tantangan pengelolaan sampah semakin mendesak. Kebijakan yang lebih baik di bidang lingkungan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat, memperbaiki kesehatan lingkungan, dan sekaligus menjadi contoh bagi negara lain.
Dengan penerapan pengelolaan sampah yang lebih efektif, bukan hanya lingkungan yang akan bersih, tetapi masyarakat juga akan merasakan manfaat langsung dari upaya tersebut. Kehidupan yang lebih sehat, lingkungan yang terjaga, dan pengakuan di kancah nasional melalui Penghargaan Adipura Kencana diharapkan menjadi motivasi bagi daerah untuk berinovasi dalam pengelolaan sampah.
Upaya ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Hanya dengan sinergi yang kuat, Indonesia dapat menatap masa depan dengan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, sekaligus memberikan warisan yang lebih baik untuk generasi mendatang.