Pelatihan Olahan Labu Siam dan Bunga Telang Dinas Pertanian di Lumajang untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Masyarakat

oleh -5 Dilihat
Whatsapp image 2025 08 05 at 19.44.04.jpeg

Pelatihan Olahan Makanan Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lumajang

Lumajang, Jawa Timur – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur menggelar pelatihan olahan makanan berbasis labu siam dan bunga telang bagi masyarakat di Kabupaten Lumajang, terutama yang tinggal di daerah rawan pangan. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Gucialit dengan pemateri Dr. Nurhayati, Dosen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember (Unej), pada Selasa (5/8).

Kecamatan Gucialit, yang dikenal akan potensi alam perkebunan teh dan kopi, juga kaya akan hasil pertanian lain. Dr. Nurhayati menjelaskan bahwa labu siam adalah salah satu komoditas yang melimpah di daerah ini. “Labu siam kaya serat, vitamin C, serta mineral seperti kalium dan magnesium, yang sangat bermanfaat bagi pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan,” ungkapnya.

Pelatihan ini tidak hanya memfokuskan pada sayur lodeh dan lalapan, tetapi juga mengajarkan cara mengolah labu siam menjadi keripik yang lezat dan kaya serat. Selain itu, bunga telang juga diperkenalkan sebagai bahan baku olahan modern. “Bunga telang dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk makanan seperti mochi dan es mojito, yang kini banyak digemari oleh generasi muda,” tambah Nurhayati.

Inovasi olahan ini diharapkan bisa menginspirasi masyarakat Gucialit untuk mengembangkan usaha kuliner, sehingga tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan namun juga kesejahteraan. “Dengan keterampilan baru ini, kami berharap peserta pelatihan bisa menjadi wirausahawan baru,” jelasnya.

Pelatihan tersebut juga mencakup gerakan “Stop Boros Pangan”, yang bertujuan mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan pangan yang bijaksana. “Melalui gerakan ini, kami ingin masyarakat lebih bijak dalam mengelola sumber daya pangan yang ada, demi kemandirian dan keberlanjutan,” tegas Nurhayati, yang juga menjabat sebagai Koordinator Kelompok Riset & Pengabdian “PANGAN ASUH”.

Kegiatan ini mencerminkan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian pangan di daerah rawan pangan seperti Gucialit. Dalam konteks sosial dan ekonomi Indonesia saat ini, di mana krisis pangan kerap terjadi, pelatihan ini sangat relevan untuk mendorong masyarakat agar lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal.

Diharapkan, sinergi antara pelatihan, inovasi olahan makanan, dan kesadaran pengelolaan pangan dapat membantu masyarakat tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara ekonomi. Masyarakat Lumajang memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri olahan pangan lokal, yang pada gilirannya akan berdampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat secara luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *