Jakarta – I.League, selaku operator kompetisi Indonesia Super League (ISL), mengonfirmasi bahwa larangan bagi suporter tim tamu tetap berlaku untuk musim 2025/26. Kebijakan ini dianggap masih berisiko untuk dicabut menyusul berbagai masalah yang terjadi sebelumnya.
Larangan suporter away pertama kali diterapkan pada musim 2022/23 setelah tragedi Kanjuruhan. Kebijakan ini kemudian berlanjut hingga dua musim berikutnya, dan PSSI menyatakan bahwa langkah ini merupakan rekomendasi dari FIFA dalam upaya transformasi sepak bola di Indonesia.
Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, mengatakan, “Masih belum diizinkan. Kami akan terus berupaya agar ada ruang untuk izin tersebut. Mungkin dalam 3-4 bulan ke depan, mudah-mudahan.” Sebelumnya, Ferry mengungkapkan bahwa ada harapan larangan ini bisa dicabut, namun melihat sejumlah insiden yang melibatkan suporter, keputusan tersebut dirasa belum tepat.
Ferry menambahkan, sebelum liga ditutup pada 2024/25, pihaknya sempat optimis setelah mendapat sinyal positif dari kepolisian terkait izin suporter. Namun, kerusuhan di pertandingan terakhir, termasuk insiden flare dan penyerangan ke lapangan, menjadi penghalang. “Dari pengamatan, tilang yang dilakukan suporter mengganggu semua yang ada di tribun,” ujarnya.
Musim baru Indonesia Super League 2025/26 dijadwalkan akan dimulai pada 8 Agustus. Pada pertandingan pembuka, Bhayangkara FC akan berhadapan dengan tuan rumah Borneo FC Samarinda.
Keputusan untuk melanjutkan larangan ini menunjukkan komitmen liga dalam menjaga keamanan dan ketertiban di arena sepak bola.