Kerja Sama ITS Surabaya dan Pemkab Timor Tengah Utara untuk Pembangunan Lingkungan
Surabaya, ANTARA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam rangka pembangunan daerah dan penanganan masalah lingkungan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Kampus ITS, Surabaya, pada Rabu.
Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, menyatakan bahwa kabupaten yang dipimpinnya masih menghadapi berbagai isu baik di tingkat daerah maupun nasional. “Kami tidak ingin ceroboh dalam menangani permasalahan. Oleh karena itu, kami berharap adanya dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk ITS,” ungkap Yosep dalam seremoninya.
Permasalahan yang menjadi fokus utama dalam kerja sama ini antara lain pengelolaan sampah dan pengelolaan lumpur tinja. Penyelesaian isu-isu ini sangat penting bagi masyarakat TTU, terutama dengan kondisi lingkungan yang memerlukan perhatian serius. “Kami perlu menghapuskan isolasi dan membangun komunikasi yang lebih terbuka dengan pemerintah pusat serta perguruan tinggi,” tambahnya.
Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati, ST, MSc, Eng, PhD, juga menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemkab TTU. “Kami siap berkontribusi dalam mengembangkan potensi yang ada. Kerja sama ini adalah langkah awal untuk membentuk sinergi yang lebih baik,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, ITS menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai bidang dalam sesi diskusi. Mereka memaparkan riset dan pengalaman yang relevan untuk mendukung pembangunan daerah TTU. Diskusi tersebut melibatkan dosen dan dekan dari Fakultas Teknik Sipil dan Kebumian (FTSPK), serta Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi jembatan antara akademisi dan pemerintah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Kolaborasi ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 10 mengenai pengurangan kesenjangan, poin 11 yang berfokus pada kota dan permukiman berkelanjutan, serta poin 17 yang menekankan pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan.
Bambang berharap sinergi yang terjalin ini bisa menjadi pintu pembuka untuk kerja sama jangka panjang yang lebih luas antara ITS dan TTU. “Keberhasilan kolaborasi ini akan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup dan mengatasi masalah lingkungan yang ada,” pungkasnya.
Melalui inisiatif seperti ini, diharapkan daerah-daerah di Indonesia, khususnya di NTT, dapat lebih responsif terhadap berbagai tantangan yang mereka hadapi. Kerja sama antara dunia pendidikan dan pemerintah daerah menjadi krusial untuk menciptakan solusi yang efektif, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan.