Literasi Keuangan Ditekankan dalam LPS Finance Festival Surabaya

oleh -4 Dilihat
Business talk sesi 2 di lps financial festival surabaya 1754470720536 169.jpeg

Surabaya: Tingkatkan Literasi Keuangan untuk Masyarakat yang Lebih Sejahtera

Literasi keuangan kini menjadi pokok pembicaraan penting dalam konteks perekonomian Indonesia, terutama di tengah tantangan yang dihadapi masyarakat. Dalam sesi kedua Business Talk pada LPS Finance Festival di Dyandra Convention Center, Surabaya, berbagai tokoh, termasuk perbankan dan kalangan komedian, sepakat bahwa edukasi keuangan harus digalakkan dari sekarang.

Didik Madiyono, Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengungkapkan bahwa keberadaan LPS sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. “Kami bekerja sama dengan Transmedia untuk mengenalkan LPS kepada masyarakat. Simpanan di bank itu aman karena ada LPS. Dulu, saat krisis, sebanyak 16 bank dicabut izinnya tanpa adanya penjaminan. LPS hadir untuk mengisi kekosongan itu,” jelas Didik.

Lebih jauh, Didik menegaskan bahwa LPS menjadi benteng terakhir bagi masyarakat dalam menyimpan uang di bank. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai fungsi dan manfaat LPS perlu dilakukan guna memberikan rasa percaya diri dan ketenangan kepada masyarakat ketika menabung.

Winardi Legowo, seorang banker dari Bank Jatim, menambahkan pentingnya memanfaatkan kemajuan teknologi demi mendorong literasi dan inklusi keuangan. “Anak muda zaman sekarang tidak suka datang ke cabang bank. Semua harus serba simpel. Jadi, teknologi harus dimanfaatkan supaya akses produk dan layanan perbankan semakin mudah,” katanya. Menurutnya, transformasi digital di sektor ini bukan sekadar soal sistem, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat dapat melek finansial dengan bijak.

Muhammad Nuh, mantan Mendikbud RI, menekankan pentingnya mencari ilmu di luar kurikulum yang formal. Ia menyebutkan bahwa literasi keuangan adalah keterampilan yang belum tentu diajarkan di sekolah, tetapi sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. “Jangan hanya mengandalkan ilmu dari bangku sekolah. Pengetahuan bisa didapat dari berbagai sumber. Kunci sukses adalah menjadi pembelajar sejati,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, Nuh juga mengingatkan bahwa kemampuan membangun jejaring dan terus belajar harus diasah. “Kurikulum adalah salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan, tetapi pengetahuan itu sendiri yang lebih penting,” imbuhnya.

Selain itu, komedian terkenal Cak Lontong turut memberikan pandangannya dengan gaya khas yang menghibur. Ia mengingatkan pentingnya edukasi keuangan bagi masyarakat, terutama dalam hal menabung dan mempercayakan simpanan kepada lembaga keuangan yang aman. “Saya yakin menaruh uang di bank, tetapi kita perlu lebih sering edukasi ke masyarakat,” ujarnya yang disambut tawa dari para hadirin.

Kegiatan dalam LPS Finance Festival ini menunjukkan bahwa kolaborasi berbagai pihak penting untuk peningkatan literasi keuangan di Indonesia. Di tengah era digital dan perkembangan teknologi, penguasaan literasi keuangan menjadi sangat relevan bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan lebih уверенно dalam mengelola keuangan mereka, serta lebih siap menghadapi berbagai tantangan yang mungkin dihadapi di masa depan.

Edukasi keuangan yang menyeluruh dan berkesinambungan akan menciptakan masyarakat yang tidak hanya melek finansial, tetapi juga mampu mengambil keputusan ekonomi yang tepat demi masa depan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *