LPS Berusia 20 Tahun, Kini Jadi Panutan Amerika

oleh -1 Dilihat
Ketua dewan komisioner lps purbaya yudhi sadewa di hari kedua lps financial festival 1754546270506 1.jpeg

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS): Dari Inspirasi Amerika Menjadi Teladan Global

Surabaya – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memasuki usia 20 tahun pada tahun 2025, menandai perjalanan transformasi yang luar biasa. Didirikan sebagai respons terhadap krisis moneter 1997-1998 yang melanda Indonesia, LPS kini menjadi contoh bagi negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), dalam hal sistem penjaminan simpanan.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan bahwa inspirasi pendirian lembaga ini berasal dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) di AS. “Awalnya, LPS didirikan karena krisis 97-98. Ketika banyak nasabah berbondong-bondong menarik uang, sistem perbankan kita terancam. Pengalaman di AS menjadi pelajaran berharga bahwa lembaga penjamin simpanan bisa mengurangi ‘bank runs’,” ungkap Purbaya dalam acara LPS Financial Festival di Dyandra Convention Center, Surabaya.

Sejak berdirinya pada tahun 2005, LPS tidak hanya bertujuan untuk memperkuat sistem keuangan, tetapi juga menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan. Ironisnya, strategi komunikasi dan edukasi publik yang dilakukan LPS kini menarik perhatian pihak AS, dengan mereka yang mengakui inovasi dalam pendekatan pemasaran LPS. “Mereka meminta kami menjelaskan strategi kami. Namun, saya rasa pendekatan kami sulit mereka tiru karena perbedaan konteks,” imbuh Purbaya.

Kehadiran LPS di tengah masyarakat bukan hanya sekadar tentang menjaga simpanan, tetapi juga memberikan edukasi finansial yang efektif. Purbaya menyoroti kolaborasi dengan Transmedia sebagai salah satu kunci dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. “Kami menggunakan berbagai saluran, dari kampanye hingga interaksi langsung dengan masyarakat, untuk menumbuhkan pemahaman akan pentingnya penjaminan simpanan,” ujar Purbaya.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Purbaya menekankan pentingnya sikap optimis. Dia mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu terpengaruh oleh prediksi lembaga internasional. Meski banyak analisis yang meramalkan penurunan, Purbaya tetap mendorong optimisme bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh. “Saya sering dikecam ketika IMF menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia. Namun, pada akhirnya, data menunjukkan proyeksi yang lebih baik,” katanya.

LPS juga berperan penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan, dan Purbaya yakin bahwa lembaga ini mampu memimpin arah kebijakan yang mandiri dalam menghadapi tantangan global. “Dalam 25 tahun sayaamati, ketidakpastian adalah hal yang pasti. Yang penting adalah kita tahu ke mana kita ingin bergerak,” tegasnya.

LPS Financial Festival, yang telah berlangsung selama dua hari, mempertemukan tokoh-tokoh penting dan masyarakat untuk berdiskusi tentang pengelolaan keuangan. Setelah menghadirkan banyak pembicara, termasuk wakil pemerintah dan pengusaha sukses, festival ini berfungsi sebagai platform bagi masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dan inspirasi dalam mengelola keuangan mereka.

Dengan perkembangan yang signifikan dalam dua dekade, LPS tidak hanya menjadi pelindung simpanan nasabah, tetapi juga sumber inspirasi dalam menciptakan budaya literasi keuangan yang lebih baik di Indonesia. Bagi masyarakat, kehadiran LPS adalah jaminan bahwa simpanan mereka aman dan berkembang, sekaligus menjadi dorongan untuk lebih memahami pentingnya pengelolaan finansial yang bijak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *