Festival Lontong Balap Wonokromo: Perayaan Budaya dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Festival Lontong Balap Wonokromo yang bertajuk “Soerabaia Djaman Mbijen” resmi dibuka pada Jumat (8/8/2025) di Lapangan Flores, Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo. Acara ini menjadi bagian dari perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, berlangsung selama sepuluh hari hingga 17 Agustus 2025. Pembukaan festival ini ditandai dengan seremoni pecah kendi oleh Maria Agustin Yuristina, Camat Wonokromo, bersama anggota Karang Taruna dan enam kepala kelurahan setempat.
Festival ini menampilkan beragam kegiatan, mulai dari pertunjukan seni, lomba tradisional, hingga festival Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menawarkan berbagai kuliner khas. Maria Agustin dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat mempererat hubungan silaturahmi dan menumbuhkan ekonomi masyarakat. “Kami berharap festival ini dapat menghidupkan pergerakan ekonomi lokal agar semakin ramai,” ujarnya.
Karena latar belakang festival yang mengusung kearifan lokal, Ketua Panitia Roby Hidayat menjelaskan bahwa festival ini bertujuan untuk menggugah semangat kebudayaan dan sejarah di Kecamatan Wonokromo. “Kami ingin generasi muda tahu tentang sejarah Wonokromo agar mereka tidak melupakan akar budaya mereka,” ujar Roby.
Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang budaya, tetapi juga sebagai ajang pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Lebih dari 100 stan UMKM turut berpartisipasi, menawarkan produk kuliner dan permainan tradisional. “Kami berharap stan-stan UMKM ini bisa laris manis untuk membangkitkan ekonomi lokal,” tambah Roby.
Junaidi Abdillah, Lurah Ngagel, memberikan apresiasi atas antusiasme anak-anak muda di Karang Taruna yang menjadi penggerak festival ini. Junaidi mengutip pernyataan Bung Karno yang terkenal, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia,” menggambarkan harapannya terhadap potensi generasi muda dalam membangun masyarakat.
Festival ini menjadi sarana untuk mengajak masyarakat merayakan kebudayaan dan ekonomi lokal dalam suasana yang meriah. Menariknya, pada Senin (11/8/2025), festival ini akan menampilkan cerita sejarah lontong balap dalam tiga bahasa oleh siswa SDN Ngagel 1, serta sesi memasak massal yang diharapkan dihadiri oleh Ketua TP PKK Surabaya, Rini Eri Cahyadi.
Festival Lontong Balap diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menghidupkan kenangan budaya Surabaya, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal. Junaidi menegaskan, “Jika UMKM kita kuat, insyaallah perekonomian yang lainnya ikut kuat.”
Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya dan dukungan terhadap produk lokal. Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, festival ini berpotensi menciptakan ikatan yang lebih erat di antara warga masyarakat Wonokromo.
Festival Lontong Balap Wonokromo bukan hanya sebuah acara, tetapi sebuah momentum untuk berbagai kalangan, dari generasi muda hingga pelaku UMKM, dalam menjaga warisan budaya dan memperkuat ekonomi lokal. Diharapkan, festival ini dapat membangun kesadaran kolektif untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya Nusantara yang kaya dan beragam.