Guru Tampar Siswa di Kelas, Video Viral di Sidoarjo

oleh -9 Dilihat
Viral guru smk tampar siswa di krian sidoarjo 1754718837710 169.jpeg

Peristiwa Penamparan di Kelas SMK Yapalis Krian: Tindakan Kekerasan yang Mengundang Kontroversi

Sidoarjo, Sebuah video berdurasi 15 detik yang viral di media sosial memperlihatkan insiden mencolok di SMK Yapalis Krian, Sidoarjo, di mana seorang guru menampar siswanya di dalam kelas. Kejadian yang terjadi pada Rabu, 6 Agustus 2025, sekitar pukul 15.30 WIB ini mengundang beragam respons dari masyarakat dan warganet.

Dalam rekaman tersebut, terungkap situasi tegang antara guru dan siswa berinisial RA (17) yang sedang terlibat adu mulut. Sejumlah tamparan dilayangkan oleh guru tersebut ke pipi siswa, meskipun upaya siswa untuk menjelaskan kondisi yang terjadi. Insiden ini menunjukkan adanya ketegangan yang sudah terbangun di dalam kelas, namun kekerasan fisik jelas bukan solusi yang dapat diterima.

Kepala SMK Yapalis Krian, Vulkan Abriyanto, mengonfirmasi bahwa video tersebut memang terjadi di lingkungan sekolahnya dan diambil oleh teman sekelas RA sendiri. Dalam penjelasannya, Vulkan mengaku pihak sekolah maupun keluarga korban telah melakukan mediasi untuk menyelesaikan permasalahan ini. “Mediasi sudah dilakukan dengan pendampingan keluarga dan pengacara. Murid juga sudah meminta maaf kepada guru,” ungkapnya.

Namun, meskipun proses mediasi telah dilakukan, sikap keluarga RA menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap kejadian tersebut. Mereka menolak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai latar belakang insiden. Sampai saat ini, orang tua RA juga belum mengambil langkah hukum dengan melaporkan guru tersebut ke pihak kepolisian, menimbulkan keraguan atas penanganan kasus ini.

Insiden semacam ini memunculkan pertanyaan mengenai penerapan pendidikan karakter di sekolah. Di tengah upaya pemerintah untuk mendorong lingkungan belajar yang aman dan inklusif, tindakan kekerasan seperti ini dapat merusak hubungan antara guru dan siswa. Kekerasan dalam pendidikan bukan hanya berdampak pada korban, tetapi juga menciptakan suasana yang tidak kondusif bagi proses belajar mengajar.

Masyarakat berhak mengetahui lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak sekolah dalam menanggapi insiden ini. Penanganan kasus harus berjalan transparan agar tidak menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan dari orang tua terhadap institusi pendidikan. Di sisi lain, kasus ini menggambarkan pentingnya pelatihan bagi para pendidik, terutama dalam mengelola konflik dan menerapkan disiplin tanpa kekerasan.

Melihat dari sudut pandang masyarakat, insiden tersebut memacu perdebatan tentang pendekatan pendidikan yang lebih berfokus pada dialog daripada kekerasan. Penyelesaian masalah harus dilakukan dengan komunikasi yang baik, bukan dengan tindakan yang berpotensi menambah luka psikologis pada siswa.

Diharapkan pihak berwenang dapat melakukan evaluasi mendalam terhadap insiden ini dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Masyarakat perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, serta mendorong kebijakan yang mendukung penguatan kesehatan mental dan kesejahteraan siswa di sekolah. Dengan begitu, diharapkan pendidikan di Indonesia tidak hanya membentuk intelektualitas, tetapi juga karakter dan mental yang kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *