Warga Jogoloyo Meriahkan Agustusan dengan Lomba Kepruk Guling di Sungai

oleh -5 Dilihat
Lomba kepruk bantal di jogoloyo surabaya 1754814033055 169.jpeg

Warga Jogoloyo Surabaya Rayakan HUT RI dengan Lomba Kepruk Guling

Surabaya – Semangat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80 kian terasa di daerah Jogoloyo, Gunungsari, Surabaya. Minggu, 10 Agustus 2025, warga setempat menggelar lomba kepruk guling yang berlangsung meriah di Sungai Jogoloyo. Acara ini tidak hanya mengundang semangat kebersamaan, tetapi juga menjadi magnet bagi masyarakat sekitar yang ingin merayakan dengan cara yang unik.

Dari pantauan detikJatim, lomba dimulai pada pukul 13.00 WIB dan dihadiri oleh ratusan penonton. Peserta beradu keterampilan di atas kayu melintang sepanjang empat meter yang dihamparkan di atas sungai. Dengan menggunakan bantal, mereka saling serang dalam usaha untuk menjatuhkan lawan agar tercebur ke dalam air. Sorakan dari penonton menambah suasana semakin meriah, sementara pengguna jalan yang melintas pun terlihat menghentikan kendaraan mereka untuk menyaksikan keunikan lomba ini.

Ketua Karang Taruna RW 3 Jogoloyo, Aldi Mardani, mengungkapkan bahwa lomba ini adalah bagian dari tradisi tahunan untuk memeriahkan HUT RI sekaligus mempererat tali persaudaraan di antara warga. “Lomba ini rutin diadakan untuk merayakan HUT RI dan mempererat kebersamaan warga. Ini adalah cara kami untuk bersenang-senang sekaligus mengenang perjuangan para pahlawan,” jelas Aldi.

Panitia telah menetapkan aturan ketat, di antaranya peserta dilarang memukul kepala lawan, dan tindakan tersebut akan berakibat pada diskualifikasi. Dengan melibatkan 20 peserta yang terbagi dalam kategori dewasa dan anak-anak, lomba ini memberikan kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk turut serta. Hadiah dengan nilai total ratusan ribu rupiah disiapkan sebagai insentif bagi para pemenang.

Lomba kepruk guling ini juga mencerminkan semangat kolektivitas dan kebersamaan yang sudah menjadi tradisi di Indonesia, terutama saat perayaan hari kemerdekaan. Selain itu, antusiasme masyarakat turut berkontribusi dalam upaya merayakan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan yang menjadi pijakan negara ini.

Acara yang penuh nuansa keceriaan ini diharapkan dapat memperkuat rasa nasionalisme serta membangun rasa saling pengertian antara warga. Selain itu, keberadaan lomba ini juga memiliki implikasi positif, yakni menghibur masyarakat dalam kondisi sosial dan ekonomi yang mungkin masih dirasakan dampaknya pascapandemi.

Dengan acara-acara seperti ini, rasa kebersamaan dan semangat juang yang mengedepankan gotong royong dapat terus terjaga di masyarakat Indonesia, menciptakan ikatan yang lebih solid menjelang peringatan penting lainnya di masa mendatang. Semua ini menjadi bukti bahwa meski tantangan selalu ada, semangat perjuangan dan kebersamaan selalu dapat ditemukan dalam tradisi yang kita jaga bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *