Bridge of Words Diluncurkan untuk Tingkatkan Literasi Anak Jalanan di Surabaya

oleh -4 Dilihat
Whatsapp image 2025 08 10 at 14.25.03 scaled.jpeg

Gerakan “Bridge of Words” Dorong Literasi di Kalangan Anak Jalanan Surabaya

Surabaya—Masyarakat Surabaya kini memiliki harapan baru dalam meningkatkan literasi di kalangan anak-anak jalanan melalui peluncuran gerakan “Bridge of Words” pada Minggu, 10 Agustus 2025, di Gedung de Javasche Bank. Proyek ini diprakarsai oleh Azkarana Rectaversa Almadira, pelajar kelas 12 SMA Negeri 1 Sidoarjo, yang baru saja mewakili Indonesia dalam Asian Girls Campaign (AGC) 2025 di Taiwan.

Rana, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan meningkatkan minat baca anak-anak melalui berbagai kegiatan interaktif. “Misi kami adalah memotivasi anak-anak untuk membaca, baik buku cerita maupun literatur lainnya,” ujarnya. Keterlibatannya dalam AGC telah memberinya pengalaman yang berharga dalam merancang solusi sosial, yang kini diterapkan di Surabaya.

Kegiatan ini berfokus pada metode pembelajaran berbasis proyek, di mana peserta tidak hanya memahami isu sosial, tetapi juga mampu merancang proyek konkret yang bermanfaat bagi komunitas. Rana mengungkapkan pelatihan yang ia terima meliputi teknik desain pemikiran dan pemetaan pemangku kepentingan, yang kemudian diaplikasikan dalam gerakan ini.

“Bridge of Words” bekerja sama dengan sejumlah komunitas, termasuk Save Street Child Surabaya (SSCS), untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif. Selain itu, gerakan ini juga mengundang rekan-rekan SMA sebagai relawan, yang menunjukkan betapa besarnya dukungan masyarakat di kalangan generasi muda.

Vania Winola, seorang influencer pendidikan dengan 1,3 juta pengikut di Instagram, turut berperan sebagai mentor dalam kegiatan ini. “Proyek ini tidak hanya menggerakkan hati, tetapi juga menciptakan peluang bagi anak-anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan,” ujarnya.

Kegiatan literasi yang disusun oleh Rana memiliki format yang interaktif dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Anak-anak akan terlibat dalam berbagai sesi, termasuk mendongeng, kuis, dan diskusi kelompok, yang diharapkan dapat membangun rasa percaya diri dan kemampuan berpikir kritis mereka. “Dari sesi tanya jawab, anak-anak dapat mendalami lebih jauh isi cerita dan mengekspresikan pendapat mereka,” tambahnya.

Lebih dari 210 anak dari komunitas SSCS terlibat dalam proyek ini. Kegiatan berlangsung setiap akhir pekan di lima lokasi berbeda di Surabaya, termasuk di Gedung de Javasche Bank dan beberapa titik lainnya, seperti Tidar dan Jalan Blauran. Melalui pendekatan yang terstruktur dan fokus pada peserta, Rana merancang kegiatan yang dapat mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

Rana juga mengingatkan bahwa bukan hanya buku yang diperlukan untuk menumbuhkan minat baca, tetapi juga rasa aman dan keterlibatan dari komunitas. “Kita harus hadir sebagai jembatan antara cerita dan rasa aman bagi anak-anak,” katanya.

Gerakan ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDG) 4 mengenai pendidikan berkualitas. Melalui inisiatif ini, masyarakat diharapkan dapat merasakan dampak positif terhadap anak-anak jalanan dan membantu mereka memperoleh keterampilan yang berguna untuk masa depan.

Sebagai seorang pelajar yang telah diakui, Rana menerima penghargaan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur karena dedikasinya dalam mengangkat isu literasi. Dengan mengintegrasikan keahlian dan pengalaman, “Bridge of Words” berpotensi menjadi model bagi gerakan sosial yang lain, terutama dalam konteks meningkatkan literasi dan pendidikan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *