Sebuah Tragedi di Tulungagung: Pasangan Suami Istri Diduga Bunuh Diri Akibat Masalah Ekonomi
Tulungagung – Sebuah peristiwa tragis mengguncang masyarakat Dusun Krajan, Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban, Tulungagung. Pasangan suami istri, SMR (57) dan SGN (50), ditemukan meninggal dunia di rumah mereka dengan dugaan kuat melakukan bunuh diri. Diduga, masalah ekonomi yang sulit menjadi latar belakang tindakan mengerikan ini.
Kematian pasangan tersebut pertama kali diketahui oleh salah satu anggota keluarga pada Minggu pagi, saat mereka mencurigai lampu depan rumah masih menyala meskipun telah siang. “Anak saya yang melihat pertama kali, kok pagi-pagi lampu depan masih menyala,” ungkap Saji, anak dari SMR dan SGN, saat dihubungi oleh detikJatim.
Setelah memasuki rumah dengan pintu belakang yang tidak terkunci, Saji terkejut menemukan kedua orangtuanya tergeletak di lantai. Keluarga segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang. Tim Inafis dari Satreskrim Polres Tulungagung dan Unit Reskrim Polsek Pucanglaban segera melakukan penyelidikan di lokasi kejadian (TKP). Dalam olah tempat kejadian, dua gelas berisi sisa racun tikus dan makanan ditemukan, menambah kengerian situasi tersebut.
Kepala Unit Reskrim Polsek Pucanglaban, Aiptu Bilal Ahmar, menyebutkan bahwa satu botol racun tikus hampir kosong, sementara yang lainnya masih tersisa sedikit. Penemuan paling menyedihkan adalah surat wasiat yang ditulis tangan oleh SMR. Dalam surat tersebut, dia mengekspresikan harapannya agar keluarga tidak meratapi kepergian mereka. “Pesanku, jaga ibu. Kakak minta maaf kepada keluarga semua,” tulis SMR, menunjukkan betapa berat beban yang mereka hadapi.
Pengacara dan Kapolsek Pucanglaban, Iptu Bambang Kurniawan, menegaskan bahwa motif bunuh diri pasangan suami istri ini diduga kuat berkaitan dengan masalah ekonomi yang semakin membebani. “Dugaannya memang masalah ekonomi,” tambah Aiptu Bilal Ahmar. Dalam situasi saat ini, ketika banyak masyarakat mengalami kesulitan ekonomi pasca-pandemi, kejadian ini menjadi refleksi nyata betapa krusialnya perhatian terhadap kesehatan mental dan dukungan sosial.
Pasca kejadian, keluarga dan tetangga merasa kehilangan dan terkejut. Lingkungan masyarakat di Dusun Krajan pun ikut merasakan dampak emosional dari tragedi ini, menunjukkan pentingnya saling mendukung di antara keluarga dan komunitas.
Keluarga telah menerima kematian SMR dan SGN dengan ikhlas dan menandatangani surat pernyataan. Jenazah mereka telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan berbagi beban kehidupan dengan orang-orang terdekat. Bagi masyarakat yang merasakan tekanan dan kesulitan, sangat dianjurkan untuk mencari bantuan dari ahli, baik psikolog maupun lembaga kesehatan mental. Kejadian ini mengingatkan kita bahwa di tengah kesulitan, kita tidak sendirian. Adanya dukungan dan komunikasi yang terbuka bisa menjadi langkah awal untuk menghindari tragedi serupa di masa depan.