Indonesia-Peru Tandatangani CEPA Usai 14 Bulan Negosiasi

oleh -2 Dilihat
Whatsapp image 2025 08 11 at 12.39.55.jpeg

Presiden Prabowo Resmikan CEPA Indonesia-Peru, Harapan Baru untuk Perdagangan dan Ekonomi Indonesia

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan penandatanganan Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang merupakan hasil negosiasi selama 14 bulan. Kesepakatan ini diharapkan bisa membuka akses pasar dan meningkatkan kegiatan perdagangan antara Indonesia dan Peru, yang menjadi penting di tengah kondisi ekonomi global yang terus bergejolak.

Dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Prabowo menjelaskan bahwa biasanya, negosiasi seperti ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat diselesaikan. “Saya menyambut baik penandatanganan CEPA ini. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama perdagangan di semua sektor,” katanya, menjelaskan bahwa percepatan proses perundingan menunjukkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Menanggapi hal ini, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, Úrsula Desilú León Chempén, mempersembahkan dokumen CEPA di hadapan kedua pemimpin negara. Kesepakatan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pertambangan, transisi energi, perikanan, dan pertahanan.

Peru, yang dikenal sebagai salah satu eksportir utama buah segar dan superfood dalam skala global, juga memproyeksikan bahwa komoditas seperti blueberry akan memasuki pasar Indonesia. Presiden Boluarte menyatakan keyakinan bahwa CEPA ini akan memperkuat hubungan ekonomi dan nilai investasi antara kedua negara. “Kesepakatan ini adalah bukti kesungguhan pemerintah kita untuk mempromosikan perdagangan bebas dan memperkuat ekonomi,” ujarnya.

Dari sudut pandang masyarakat Indonesia, kesepakatan ini membawa angin segar. Dengan dibukanya akses terhadap komoditas baru, diharapkan kualitas produk lokal juga akan meningkat bersaing dengan produk asing. Masyarakat bisa menikmati varietas baru dari Peru, seperti blueberry yang kaya akan vitamin, yang selama ini jarang ditemui. Hal ini berpotensi meningkatkan pilihan produk di pasar lokal dan memengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Lebih lanjut, Prabowo menekankan, “Finalisasi kesepakatan ini bertujuan untuk memberdayakan para pengusaha, konsumen, dan masyarakat dari kedua negara.” Dengan lebih banyak peluang perdagangan, diharapkan sektor usaha dalam negeri, khususnya sektor pertanian dan pangan, dapat beradaptasi dan berevolusi untuk meningkatkan daya saing.

Dalam konteks geopolitik, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai mitra penting Peru di kawasan Asia Tenggara. Data menunjukkan Indonesia adalah negara mitra dagang terbesar keenam bagi Peru di Asia, sedangkan Peru menempati urutan keempat sebagai tujuan ekspor terbesar bagi produk Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mendatangkan keuntungan ekonomi secara langsung, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik dan budaya antara kedua negara.

Mengakhiri kunjungannya, Boluarte mencatat bahwa ini merupakan kunjungan pertama seorang presiden Peru sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada 12 Agustus 1975. Kunjungan ini bisa menjadi simbol baru dalam kerjasama bilateral yang lebih erat, di mana kedua negara saling mendukung dalam bidang ekonomi serta menguntungkan rakyat masing-masing.

Dengan berbagai harapan yang mengemuka, baik masyarakat maupun pelaku ekonomi diharapkan dapat memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh kerja sama ini untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *