Rektor UB Ajak Mahasiswa Baru Kuasai Keterampilan Digital untuk Hadapi Era Kompetitif

oleh -2 Dilihat
Raja brawijaya.jpeg

Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya Didorong Kuasai Keterampilan Digital dan Peduli Lingkungan

Malang – Rektor Universitas Brawijaya (UB) Widodo mengajak mahasiswa baru (maba) untuk menguasai keterampilan digital di tengah ketatnya persaingan global. Hal ini diungkapkan Widodo saat pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PK2MABA) di Malang, Senin (11/8).

“Dalam era persaingan yang semakin kompetitif, penguasaan keterampilan digital, termasuk kecerdasan buatan (AI), menjadi sangat penting,” tegasnya. Maba diharapkan tidak hanya berfokus pada studi akademik, tetapi juga aktif berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. “Kami berharap mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan dan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas,” tambahnya.

Universitas Brawijaya tahun akademik 2025/2026 menerima 17.133 mahasiswa baru, jumlah yang sama seperti tahun sebelumnya. PK2MABA kali ini mengusung tema “Membangun Generasi Intelektual yang Berakhlak Mulia, Adaptif, dan Tangguh Menuju Indonesia Emas 2045”. Dengan metode hybrid, program ini menjangkau 6.000 mahasiswa secara luring di tiga lokasi utama dan lebih dari 11.000 mahasiswa secara daring.

Widodo menekankan pentingnya memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana pengembangan diri. “Gunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas individu, jangan hanya sekadar kuliah, namun juga bangun kerja sama.” Pihak kampus ingin menyiapkan mahasiswa agar siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah.

Sutra Setiawan Noerdajasakti, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, menyampaikan bahwa mahasiswa baru terbagi ke dalam 17 fakultas dan satu Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) UB Kediri. Jumlah tersebut termasuk 15.843 mahasiswa program sarjana dan 1.290 program vokasi diploma, serta 59 mahasiswa penyandang disabilitas.

Dalam sambutannya, Widodo mengutip laporan World Economic Forum yang menyatakan bahwa 85 juta pekerjaan lama diprediksi akan hilang karena otomatisasi, sementara 90 juta pekerjaan baru akan muncul, menuntut keterampilan digital yang tinggi. “Mahasiswa harus siap beradaptasi dengan perubahan ini,” ujarnya.

Ketua Pelaksana Raja Brawijaya 2025, Amelia Rizky Ramadhan, menambahkan bahwa digitalisasi menjadi wajah baru bagi kegiatan tahun ini. “Kami telah merancang Integrated System RAJA Brawijaya untuk memudahkan koordinasi, yang memungkinkan mahasiswa memantau kemajuan kerja, notulensi, dan absensi dengan QR Code,” jelasnya.

Pentingnya penguasaan keterampilan digital juga mencerminkan kecenderungan masyarakat Indonesia yang semakin mengandalkan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Membekali diri dengan kemampuan digital bukan hanya tuntutan akademis, tetapi juga persiapan untuk menghadapi masa depan yang lebih kompetitif.

Dengan sambutan ini, Universitas Brawijaya menunjukkan komitmennya untuk melahirkan generasi baru yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan lingkungan yang tinggi, menciptakan masa depan berkelanjutan bagi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *