Dinas Kesehatan Sampang Temukan 828 Kasus Tuberkulosis, Masyarakat Dihimbau Waspada
Sampang, Jawa Timur – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang mengumumkan temuan 828 kasus baru tuberkulosis (TBC) di wilayah tersebut. Angka ini diperoleh dari laporan 14 puskesmas setempat selama periode Januari hingga Juli 2025. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan memahami penularan penyakit ini, yang memiliki implikasi serius bagi kesehatan umum.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Sampang, Dwi Herlinda Lusi Harini, menjelaskan bahwa dari jumlah penderita TBC tersebut, sekitar 88 persen telah menjalani pengobatan dan menunjukkan perbaikan kondisi. “TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, terutama paru-paru,” ujar Harini dalam konferensi pers di Sampang pada Senin.
Meskipun TBC merupakan penyakit menular, Harini menekankan bahwa penularannya tidak secepat penyakit flu atau pilek. Penularan terjadi melalui percikan ludah saat penderita batuk, berbicara, bersin, atau bahkan bernyanyi. Hal ini menuntut perhatian dan kesadaran masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi, seperti orang yang tinggal di permukiman padat dan kumuh, petugas medis, lansia, anak-anak, serta pengguna narkoba.
“Kondisi sosial-ekonomi yang kurang memadai di daerah ini bisa menjadi faktor peningkat risiko penularan TBC. Untuk itu, masyarakat harus lebih peka dan memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar,” tegas Harini. Selain itu, Dinkes Sampang menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat, terutama kepada keluarga dekat pasien untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Berdasarkan data Dinkes, jumlah kasus TBC kali ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu, yang mencapai 913 kasus. Namun, mitigasi dan edukasi perlu tetap diutamakan mengingat potensi penularan yang dapat mengancam kesehatan publik. “Penting bagi kita semua untuk saling menjaga dan mendukung, terutama dalam menghadapi penyakit menular seperti TBC,” tambah Harini.
Warga Sampang harus menyadari bahwa meskipun angka kasus ini menunjukkan penurunan, kewaspadaan tidak boleh kendor. Peningkatan edukasi tentang gejala awal TBC, seperti batuk berkepanjangan, demam, dan penurunan berat badan, harus terus digalakkan dalam masyarakat. Langkah ini penting untuk mendeteksi kasus lebih awal dan mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat sangatlah vital dalam menanggulangi penyebaran TBC. Dwi Harini menekankan bahwa acheap dan dukungan bersama bisa meminimalisir dampak penyakit ini. “Mari kita jaga kesehatan diri dan lingkungan, serta saling mendukung dalam melawan TBC,” tutupnya.
Dengan adanya informasi dan aksinya yang jelas dari pihak Dinkes, diharapkan masyarakat Sampang semakin sadar akan pentingnya pencegahan dan penanganan penyakit TBC. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama yang perlu dijaga demi generasi yang lebih sehat di masa depan.