Anak 1 Tahun Tersiksa dengan Luka Parah Pulang dari Daycare di Surabaya

oleh -1 Dilihat
Anak 1 tahun penuh luka sepulang dari daycare di surabaya 1755224206195 169.jpeg

Balita 1 Tahun Penuh Luka Usai Dititipkan di Daycare Surabaya

Surabaya – Kejadian memilukan menimpa seorang balita berusia satu tahun, berinisial E, yang pulang dengan luka pada wajahnya usai dititipkan di sebuah daycare di Medokan Ayu, Surabaya Timur. Insiden ini menimbulkan keprihatinan bagi banyak orangtua, terutama selama masa pemulihan pasca-pandemi ketika banyak keluarga kembali bekerja dan mengandalkan layanan penitipan anak.

Ibu korban, F, menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada 4 Juni 2025, saat ia dan suaminya, penduduk Sidoarjo, menitipkan E sejak pukul 06.00 WIB. Mereka sudah mengandalkan daycare ini selama empat kali seminggu sejak Desember 2024, namun saat itu, situasi berbalik menjadi mimpi buruk.

Sekitar pukul 08.00 WIB, F menerima pesan dari pihak daycare yang memberitahukan bahwa E mengalami insiden. “Dikatakan bahwa E tidur di ruangan yang sama dengan anak berusia dua tahun. Mereka pergi meninggalkan anak-anaknya selama 15 menit tanpa pengawasan dan tanpa CCTV,” ujarnya.

Ketika F melihat foto yang dikirimkan, ia merasa ada yang tidak beres. Foto tersebut tampak diedit sehingga tidak menunjukkan kondisi asli luka anaknya, termasuk luka berdarah di telinga yang terlihat diburamkan. “Saya meminta foto asli dan ternyata luka E jauh lebih parah,” lanjutnya.

Rasa tidak puas F berlanjut ketika ia menghubungi pihak daycare dan menemukan kejanggalan. Pihak daycare mengklaim tidak pernah mengalami insiden serupa sebelumnya. Walau tersedia foto anak lain yang disebut menggigit E, lucunya, foto tersebut menunjukkan bahwa anak tersebut sama sekali tidak mengalami luka.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak daycare menawarkan untuk mengganti biaya pengobatan. Namun, saat malam harinya E mengalami demam, F merasa semakin cemas. Orang tua dari anak yang dikatakan menggigit E, menghubungi F dan menginginkan pertemuan. F menolak karena anaknya sedang sakit, seraya menegaskan bahwa keinginan untuk bertemu tanpa bukti CCTV, tidaklah bermanfaat.

Keesokan harinya, F mengunjungi instalasi gawat darurat (IGD) untuk mendapatkan surat keterangan medis. Dari kunjungan itu, F mengetahui bahwa luka pada tubuh E tidak hanya ada di wajah tetapi meliputi punggung dan lengan, yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Kasus ini pun dilaporkan kepada kepolisian. Setelah lebih dari dua bulan penyelidikan, F masih menunggu kejelasan dari pihak berwenang.

Latar belakang kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan di fasilitas penitipan anak. Banyak orangtua kini lebih memilih meninggalkan anak-anak mereka di daycare saat kembali bekerja, sehingga kualitas dan keamanan tempat penitipan menjadi isu vital. Dalam konteks saat ini, dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan daycare pasca-pandemi, isu-isu seperti ini harus menjadi perhatian semua pihak.

Kisah ini menggugah keprihatinan kita sebagai masyarakat terhadap keamanan anak-anak di tempat penitipan dan seharusnya mendorong pihak terkait untuk memperkuat pengawasan dan kebijakan keamanan di daycare. Keterlibatan orangtua dalam memilih fasilitas yang tepat dan memadai, ditambah transparansi dari penyedia layanan, menjadi kunci dalam melindungi anak-anak kita dari insiden yang tidak diinginkan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *