Indonesia Komitmen Tingkatkan Peran Global Melawan Polusi Plastik

oleh -1 Dilihat
Default news image

Indonesia Komitmen Tingkatkan Peran dalam Perjanjian Global Melawan Polusi Plastik

Jakarta — Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mengambil peran sentral dalam upaya global melawan polusi plastik, menggarisbawahi pentingnya segera menyelesaikan negosiasi perjanjian internasional terkait isu ini. Hal tersebut disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, saat mengikuti sesi kedua dari pertemuan Komite Negosiasi Antarpemerintah (INC-5.2) di Jenewa, Swiss, pada 5-15 Agustus 2025.

Nurofiq menyatakan, proses negosiasi harus dilakukan secara inklusif dan adil, menghormati kondisi unik masing-masing negara, terutama negara berkembang yang sangat membutuhkan dukungan dari negara maju, baik dalam aspek teknologi, finansial, maupun investasi. “Negara berkembang memerlukan dukungan yang kuat agar bisa berkontribusi secara maksimal dalam penanganan polusi plastik,” tegasnya.

Dalam pertemuan itu, ia juga menyampaikan keprihatinan atas kurangnya kemajuan signifikan dalam pembicaraan perjanjian yang telah dimulai sejak 2022. “Kita harus segera merampungkan pakta ini untuk mengatasi ancaman polusi plastik yang semakin mengkhawatirkan,” tambah Nurofiq.

Sebagai bagian dari strategi yang lebih komprehensif, Indonesia menargetkan pengelolaan 100 persen sampah, termasuk sampah plastik, secara memadai hingga tahun 2029. Ini menjadi langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas lingkungan, yang pada gilirannya berdampak langsung pada kesehatan masyarakat dan keberlanjutan sumber daya alam.

Dalam diskusi terpisah dengan Business Coalition for a Global Plastics Treaty, sebuah koalisi yang mewakili lebih dari 250 perusahaan di seluruh rantai nilai plastik, Nurofiq menekankan bahwa perjanjian ini harus diadopsi melalui konsensus, bukan melalui pemungutan suara. “Perjanjian ini harus menjadi instrumen hukum yang ambisius namun praktis, mencerminkan urgensi untuk mengakhiri polusi plastik. Kita harus bertindak sekarang,” serunya.

Dari sudut pandang masyarakat, komitmen Indonesia dalam isu ini merupakan harapan untuk lingkungan yang lebih bersih dan aman. Polusi plastik tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga memengaruhi kesehatan publik. Penanganan yang serius akan menguntungkan masyarakat luas, mulai dari pemukiman hingga masyarakat pesisir yang tergantung pada kesehatan laut.

Nurofiq juga memberikan dukungan untuk tiga misi inti koalisi: menghilangkan produk dan bahan kimia yang bermasalah, mempromosikan desain produk yang berkelanjutan, serta memperluas kerangka Tanggung Jawab Produsen Terluas (Extended Producer Responsibility/EPR). Dalam kerangka EPR, produsen bertanggung jawab atas keseluruhan siklus hidup produk mereka, termasuk pengelolaan limbah yang dihasilkan.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berupaya tidak hanya untuk memenuhi tanggung jawab internasional, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih bagi generasi mendatang. Kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan juga sangat diperlukan untuk mendukung hasil yang diharapkan dari negosiasi global di tingkat internasional ini.

Komitmen pemerintah serta dukungan dari sektor swasta dan masyarakat akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan polusi plastik dan menciptakan ekosistem berkelanjutan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *